Hack dan Scam · 6 min read

Hacker Korea Utara Menyamar Jadi Pejabat, Curi Aset Kripto Warga Korea Selatan

hacker korea utara

Peretas Korea Utara telah menyamar sebagai bagian dari lembaga pemerintah dan jurnalis Korea Selatan untuk melancarkan aksinya mencuri informasi dan kripto. 

Peretas diketahui menyamar sebagai pejabat dari Asuransi Kesehatan Nasional, Layanan Pensiun Nasional, Badan Kepolisian Nasional Korea Selatan, dan Layanan Pajak Nasional untuk mengirim email phishing clickbait ke penerima.

Badan Kepolisian Korea Selatan menyatakan ada 1.500 orang yang informasinya dicuri antara Mei dan Oktober 2023. Sebagian besar dari mereka bekerja sektor swasta dengan 57 di antaranya adalah pensiunan atau pejabat pemerintah yang sedang menjabat.

Lebih lanjut, polisi mencatat bahwa para penyerang mencuri identitas pengguna dan profil milik 19 orang untuk mendapatkan akses ke akun perdagangan mata uang kripto mereka. Meskipun tidak disebutkan secara pasti aset yang dicuri atau nilainya, penegak hukum Korea Selatan mengatakan akan melipatgandakan upaya untuk memerangi aktivitas siber ilegal.

Baca juga: Trader Korea Selatan Dorong Lonjakan Volume Aset Kripto Global

Rancang RUU untuk Lawan Peretasan Korea Utara

Mengatasi masalah peretasan dari Korea Utara ini, pada 29 Agustus lalu, Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, mengumumkan rencana rancangan undang-undang baru yang menargetkan aset virtual Korea Utara. Inisiatif ini merupakan hasil dari pertimbangan ketat selama 10 bulan untuk memperkuat sanksi yang diterapkan kepada Korea Utara. 

RUU yang diusulkan lebih kuat dibandingkan rancangan pendahulunya, yang diusulkan oleh Badan Intelijen Nasional (NIS). RUU tersebut akan mencakup strategi khusus untuk “melacak dan menetralisir” mata uang kripto yang dicuri oleh Korea Utara melalui serangan siber.

Korea Selatan juga menegaskan perlunya secara aktif mencegah Korea Utara mencuri mata uang kripto, mengirim pekerja ke luar negeri, memfasilitasi transshipment maritim dan aktivitas ilegal lainnya. Hal tersebut menjadi sumber pendanaan Korea Utara untuk mengembangkan nuklir dan rudalnya. 

Baca juga: Peretas Korea Utara Curi Kripto untuk Danai Program Nuklir dan Rudal Balistik

Peretasan Korea Utara Curi US$3 Miliar Kripto

Intelijen Korea Selatan mengungkapkan bahwa Korea Utara mencuri Bitcoin dan Ethereum senilai US$1,28 miliar pada tahun 2022 saja. 

Mengutip dari Beincrypto, Yoon Han-hong dari People Power Party, menyoroti bahwa sekitar US$52,46 juta dari kelompok peretas kripto Korea Utara kemungkinan mengalir melalui bursa mata uang kripto Korea Selatan. 

Yoon, juga menambahkan dalam banyak kasus, peretas Korea Utara menggunakan bank Tiongkok untuk menukarkan mata uang kripto yang mereka curi, sehingga ada ruang untuk kerja sama dengan Tiongkok dan Rusia dalam hal masalah Korea Utara. 

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Anisa Giovanny

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.