Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Bitcoin · 5 min read
Dahulu kala (1944), di galaksi yang jauh di sana (Amerika Serikat), 44 negara sekutu bertemu di Bretton Woods, Amerika Serikat untuk membahas tentang sistem moneter yang akan mengatur sistem, aturan, dan lembaga keuangan internasional.
Selama konferensi itulah negara-negara sekutu, bersama dengan IMF dan IBRD (saat ini bernama World Bank) sepakat untuk menyokong dolar AS (dan mata uang lainnya) dengan emas, yang memulai suatu era ketika nilai tukar di seluruh dunia dipatok ke dolar AS, yang bisa ditukar dengan emas dalam jumlah yang tetap.
Selama 26 tahun, dolar AS menjadi mata uang cadangan de-facto dunia. Pada akhir Perang Dunia 2 pada tahun 1945, AS menguasai sekitar 2/3 dari cadangan emas dunia.
Negara-negara yang memiliki mata uang cadangan dunia memiliki kekuatan luar biasa. Hal ini karena mereka dapat mencetak dan meminjam uang untuk dibelanjakan sesuai keinginannya, seperti yang dilakukan AS sekarang, sementara mereka yang tidak memiliki mata uang cadangan dunia harus mendapatkan uang dan kredit yang mereka butuhkan untuk bertransaksi dan menyimpannya.
Negara-negara yang memiliki mata uang cadangan dunia akan lebih mudah untuk menciptakan kredit dan utang karena negara lain di seluruh dunia cenderung memegang utang karena dapat digunakan untuk pengeluaran di seluruh dunia.
Namun, negara-negara yang tidak memiliki mata uang cadangan dunia perlu meminjam dalam mata uang yang tidak dapat dicetak lebih banyak (melebihi jumlah emas). Semua yang dipinjam suatu hari nanti perlu dibayar kembali, tetapi pemerintah AS terus membelanjakan dolar lebih banyak daripada pendapatan pajaknya, sehingga menciptakan utang dalam mata uang dolar.
Pada tahun 1971, Federal Reserve telah mencetak begitu banyak hutang sehingga mereka tidak memiliki cukup emas untuk mendukung Dolar AS. Sistem moneter Bretton Woods akhirnya runtuh ketika Presiden Nixon (seperti halnya Presiden Roosevelt pada tahun 1933) gagal memenuhi janji yang mengizinkan pemegang uang kertas dapat mengubahnya menjadi emas.
Akibatnya, terjadilah devaluasi dolar terhadap emas dan mata uang lainnya. Saat itulah AS dan semua negara memasuki era mata uang mengambang bebas di mana nilai setiap mata uang tidak didukung oleh aset tertentu, tetapi tetap nilainya relatif terhadap kelas aset lainnya.
Perpindahan ke sistem moneter fiat memberi Federal Reserve dan bank sentral lainnya kemampuan untuk mencetak uang dan kredit dalam denominasi dolar, yang menyebabkan inflasi tahun 1970-an.
Selama periode ini, ada pelarian dari dolar dan utang dalam denominasi dolar ke barang, jasa, dan aset yang dilindungi nilai inflasi seperti emas yang banyak dianggap sebagai simpanan kekayaan yang baik. Selama periode ini kita bergerak dari uang yang didukung aset (emas) menuju mata uang kertas mengambang yang tidak didukung oleh aset. Selama 50 tahun mendatang sistem ini berfungsi dengan baik.
Pada tahun 2008, suku bunga mencapai level terendah selama resesi ekonomi dan pemerintah AS memutuskan untuk memulai pelonggaran kuantitatif untuk membeli uang cetak dan membeli aset keuangan.
Hari ini, investor berpikir bahwa AS dapat terus mengalami pertumbuhan pada laju yang biasa, dan utang AS jumlahnya telah melebihi 24 triliun dolar pada April 2020. Tetapi sesuatu yang tidak terduga terjadi, coronavirus memicu kemerosotan ekonomi dan pasar di seluruh dunia, yang menciptakan lubang dalam pendapatan dan neraca, terutama untuk entitas yang memiliki hutang dan mengalami penurunan pendapatan yang signifikan.
Jadi, pada 9 April 2020, pemerintah pusat AS dan bank sentral AS (The Fed) mengumumkan program penciptaan uang dan kredit besar-besaran yang mencakup helicopter money (pembayaran langsung dari pemerintah ke warga negara). Pada dasarnya kebijakan tersebut serupa dengan yang pernah dilakukan Roosevelt pada tahun 1933.
Harapan dalam pertumbuhan yang diciptakan oleh utang yang dicetak oleh The Fed tidak sejalan dengan produktivitas dari bisnis di seluruh dunia. Skenario ini cenderung mengarah pada inflasi.
Jika kita melihat ke belakang secara historis, periode-periode ini cenderung ditandai oleh orang yang mengonversi aset menjadi aset yang tidak bersifat inflasi, seperti emas atau aset yang memiliki jumlah tetap atau karakter kelangkaan terhadapnya.
Pada tahun 2009, Satoshi Nakamoto menciptakan Bitcoin dengan ide membangun mata uang alternatif sebagai respons terhadap resesi keuangan tahun 2008 dan hutang yang berkembang di sekitar dolar AS. Harapannya adalah untuk menciptakan sistem keuangan alternatif yang tangguh terhadap perubahan sosial-ekonomi dan konflik geo-politik.
Gagasan di balik bitcoin sederhana. Pada dasarnya, bitcoin adalah mata uang alternatif yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
(1) Terdesentralisasi dan tidak dikendalikan oleh satu orang / entitas apa pun (dibangun melalui jaringan desentralisasi)
(2) Faktor kelangkaan (jumlahnya dibatasi sebesar 21 juta bitcoin)
(3) Secara deflasi, dari waktu ke waktu bitcoin akan semakin sulit untuk dihasilkan (dengan demikian, secara teoritis membuat nilainya naik)
Selama 10 tahun terakhir, pertumbuhan Bitcoin dalam penerimaan dan nilai terus meningkat dan mata uang telah menunjukkan ketahanannya. Dengan latar belakang apa yang terjadi di dunia saat ini, dapatkah Bitcoin menjadi mata uang cadangan global berikutnya?
Dengan pencetakan dolar AS dan semua mata uang cadangan lainnya di all time highs, dapatkah ini menjadi aset safe haven menuju harapan yang dijanjikan yang akan mengakhiri masa pemerintahan dolar AS? Kami telah melihat bahwa Bitcoin lebih banyak digunakan di negara-negara yang mata uangnya mengalami inflasi besar-besaran (seperti Argentina, Brasil, Venezuela, Zimbabwe).
Bitcoin akan mengalami periode halving pada Mei 2020. Ini berarti secara teknis akan menjadi 2x sulit untuk menambang bitcoin baru, sehingga memaksa penambang (orang yang memverifikasi dan menyelesaikan transaksi untuk jaringan) untuk menjual bitcoin mereka dengan harga yang lebih tinggi di untuk menutupi biaya operasional.
Ini akan mengubah dinamika penawaran dan permintaan dengan banyak yang memperkirakan harga akan naik. Menarik untuk menyaksikan kiprah Bitcoin dalam beberapa bulan ke depan, karena perubahan makro-ekonomi di dunia telah menyiapkan panggung bagi Bitcoin untuk unjuk gigi.
Sekarang, waktu Anda untuk memilih. May the Force Be with You…always.
Bagi Anda yang ingin mulai menggunakan Bitcoin, Anda dapat mendapatkannya di Pintu yang merupakan aplikasi seluler termudah (Android dan iOS) bagi orang Indonesia untuk membeli dan menjual Bitcoin (BTC) dan cryptocurrency lainnya. Di Pintu, kami dapat memproses KYC dalam beberapa menit dan memungkinkan penyetoran dan penarikan langsung ke rekening bank Indonesia mana saja. Anda dapat membeli Bitcoin pertama Anda dalam 10 menit!
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.