Berita Industri · 8 min read

Perang Dagang AS-Tiongkok dan Dampaknya pada Pasar Kripto

as tiongkok
Coinvestasi Ads Promo Coinfest Asia 2025

Pasar aset kripto mengalami tekanan besar sejak awal pekan, tepatnya pada 3 Februari 2025. Sentimen negatif ini dipicu oleh kebijakan tarif impor baru yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Kebijakan tersebut menargetkan beberapa mitra dagang utama, termasuk Tiongkok, Kanada, dan Meksiko, sehingga menciptakan ketidakpastian di pasar keuangan global, termasuk sektor kripto.

Dampak langsung dari kebijakan ini terlihat pada harga Bitcoin yang anjlok drastis. Dari level awal sekitar US$99.000, harga Bitcoin tercatat turun hingga di bawah US$92.000 hanya dalam sehari. Akibat volatilitas tinggi ini, total likuidasi yang terjadi di pasar derivatif mencapai US$2,3 miliar di hari yang sama.

Baca juga: Pasar Kripto Kebakaran, Rp34 Triliun Terlikuidasi dalam Sehari!

Awalnya, pelaku pasar mengantisipasi dampak ekonomi dari perang dagang yang dipicu oleh kebijakan Trump. Namun, kekhawatiran dengan cepat bergeser ke spekulasi lebih besar, termasuk apakah Bitcoin telah mencapai puncaknya dan akan segera memasuki tren penurunan.

Salah satu faktor yang memperkuat spekulasi ini adalah analisis dari Bitcoin Archive, yang menunjukkan pola historis dalam setiap siklus bull market. Dalam tiga siklus sebelumnya, Bitcoin selalu mencapai puncaknya dalam 330 hari setelah berhasil menembus level tertinggi dari siklus sebelumnya.

Dengan tanggal 5 Februari 2025 menandai hari ke-329, muncul dugaan kuat bahwa Bitcoin memang sudah mendekati fase puncaknya.

Baca juga: Perang Dagang AS-Tiongkok Bisa Seret Bitcoin di Bawah US$90.000

Masih Ada Potensi Pemulihan Pasar

Meski tekanan jual saat ini tinggi, Bitcoin masih memiliki momentum untuk mengalami pemulihan, terutama berkat kebijakan Trump lainnya. Misalnya, pemerintah AS sendiri memutuskan untuk menunda penerapan tarif baru terhadap Kanada dan Meksiko, yang memberikan sentimen positif bagi investor.

Selain itu, pidato dari Crypto Czar AS, David Sacks, yang mengumumkan akan berfokus pada regulasi stablecoin dan cadangan Bitcoin nasional juga semakin meningkatkan optimisme pasar.

Indeks Fear & Greed kripto, yang sempat anjlok ke level 44 (Fear) pada 3 Februari, kini telah kembali melonjak naik ke 54 (Neutral), menandakan peningkatan kepercayaan investor meskipun Tiongkok mengumumkan kebijakan tarif impor balasan pada hari yang sama.

Baca juga: Perang Market Trump Berpotensi Dorong Bitcoin Naik Drastis

Secara luas, analis Glassnode mengungkapkan bahwa Bitcoin kemungkinan sedang memasuki fase yang disebut “euforia kedua”, yakni periode lonjakan harga signifikan setelah koreksi besar di pertengahan siklus bull market.

Dalam tiga siklus sebelumnya, termasuk pada 2011-2015, 2015-2018, dan 2018-2022, rata-rata koreksi yang terjadi mencapai 25%, sebelum Bitcoin kembali mencetak rekor baru.

Performa Bitcoin sejak siklus penurunannya. Sumber: Glassnode

Hasil analisis tersebut menyebut siklus 2022-2025 memiliki pola yang mirip dengan 2015-2018. Namun, tidak ada jaminan bahwa pertumbuhan akan mengikuti pola yang sama.

Sebagai perbandingan, pada siklus 2013-2017, Bitcoin mengalami lonjakan 113 kali lipat dari titik terendahnya. Namun, pada siklus berikutnya yakni pada 2018-2021, kenaikan hanya sekitar 20 kali lipat. Ini disebabkan karena dengan semakin dewasanya pasar Bitcoin, laju pertumbuhan cenderung melambat karena dibutuhkan aliran modal yang jauh lebih besar untuk mendorong harga ke level baru.

Saat ini, BTC telah meningkat enam kali lipat dari titik terendahnya di US$16.000 pada Desember 2023. Mengikuti pola historis ini, diperkirakan Bitcoin dapat mencapai puncak di kisaran US$160.000 hingga US$210.000 pada puncak siklus kali ini.

Prediksi ini selaras dengan berbagai proyeksi analis, misalnya VanEck yang memperkirakan bahwa Bitcoin berpotensi naik ke US$180.000, dan Bitwise serta Bernstein yang memprediksi Bitcoin bisa menyentuh US$200.000.

Baca juga: VanEck Optimistis Bitcoin Bisa Capai US$180.000 pada 2025

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Dilla Fauziyah

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Coinvestasi Ads Promo Coinfest Asia 2025
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.