Berita Bitcoin · 5 min read

Minat Investor Ritel Terhadap Bitcoin Sentuh Titik Terendah Sejak 2021

Metrik yang menunjukkan minat investor ritel terhadap Bitcoin telah mengalami penurunan mencapai titik terendah sejak 2021, meskipun harga BTC telah mencatat kenaikan signifikan ke level US$65.000.

Dalam sebuah publikasi X pada Jumat (19/7/2024), CEO CryptoQuant, Ki Young Ju, mengungkapkan bahwa rata-rata perubahan bulanan permintaan dari investor ritel telah turun di bawah -15% dalam 30 hari terakhir.

Metrik ini mengukur volume transaksi di bawah US$10.000, yang menunjukkan berkurangnya aktivitas investor ritel dalam pasar Bitcoin saat ini.

Meskipun investor institusi cenderung melakukan transaksi Bitcoin dalam jumlah yang lebih besar, banyak analis dan trader berpendapat bahwa reli harga yang signifikan untuk Bitcoin tidak akan terjadi sebelum minat dari investor ritel kembali meningkat.

Penjelasan lebih lanjut disampaikan oleh Minkyu Woo, salah satu kontributor CryptoQuant, yang menjelaskan bahwa kenaikan harga Bitcoin yang sebenarnya biasanya diawali dengan volume pembelian besar-besaran yang berasal dari investor ritel.

“Saat ini, kami masih belum melihat volume tersebut dari kalangan ritel,” ujarnya.

Di sisi lain, tren pencarian terkait Bitcoin di Google selama 12 bulan terakhir juga menunjukkan adanya penurunan, dengan minat pencarian hanya menyentuh 43 pada pertengahan Juli. Indikator ini sering kali memberikan gambaran tentang minat umum investor ritel.

Tren minat pencarian kata ‘Bitcoin’ di Google hanya berkisar di angka 43. Sumber: Google Trends

Adapun angka tersebut merupakan penurunan hampir 57% sejak Maret 2024, ketika minat pencarian mencapai 100, bersamaan dengan rekor tertinggi harga Bitcoin di US$73.737 pada tanggal 14 Maret. 

Baca juga: Jelang Terima Bitcoin, Kreditor Mt. Gox Alami Upaya Login Mencurigakan

Harga Bitcoin Hari Ini

Per artikel ini ditulis, harga Bitcoin berada dalam keadaan stagnan di kisaran US$64.279, dengan mencatatkan peningkatan sebesar 11% dalam sepekan terakhir.

Aset kripto terbesar di dunia ini sempat terpuruk di bawah US$60.000 akibat penurunan pasar secara luas yang dipicu oleh aksi jual Bitcoin oleh pemerintah Jerman, serta distribusi ganti rugi Mt. Gox kepada kreditornya pada awal Juli 2024.

Baca juga: Harga Bitcoin Berpotensi ke US$71 Ribu, Ini Pemicunya

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Dilla Fauziyah

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.