Microsoft akan Pakai Energi Nuklir untuk Latih AI Makin Cerdas

Microsoft, perusahaan teknologi raksasa, nampaknya tengah mengambil langkah berani dalam pengembangan teknologi energi nuklir guna mendukung kemajuan kecerdasan buatan (AI) dan operasional pusat data mereka.

Perusahaan saat ini membuka lowongan pekerjaan untuk posisi manajer program utama yang akan memimpin upaya strategi energi nuklir, terutama dengan berfokus pada Reaktor Modular Kecil (SMR) dan energi mikroreaktor.

Kandidat yang diinginkan Micorosoft harus memiliki pengalaman minimal enam tahun di industri nuklir, teknik, atau pasar energi. Posisi ini juga akan mencakup eksplorasi teknologi energi eksperimental lainnya.

Ketua dan CEO Microsoft, Satya Nadella, menyatakan, “Kami berkomitmen untuk membantu pelanggan menggunakan platform dan alat kami untuk melakukan lebih banyak hal dengan lebih sedikit saat ini dan berinovasi untuk masa depan di era baru AI.”

Sementara itu, Komisi Pengaturan Nuklir AS (NRC) baru saja mensertifikasi desain SMR untuk pertama kalinya pada bulan Januari, yang memungkinkan perusahaan utilitas memilih desain tersebut saat mengajukan izin untuk pembangkit listrik baru, yang dapat menjadi babak baru dalam energi nuklir.

Baca juga: Microsoft, Deloitte, dan Goldman Sachs Rilis Blockchain Keuangan Canton Network

Nuklir Bantu Micorosoft Latih AI

Salah satu tantangan terbesar dalam mengembangkan AI adalah konsumsi energi yang tinggi. Model AI kompleks, seperti deep learning, memerlukan daya yang signifikan untuk melaksanakan perhitungan yang rumit dan memproses volume data besar.

Sebuah studi yang diterbitkan oleh MIT Technology Review pada tahun 2019 bahkan menyatakan bahwa melatih satu model AI bisa menghasilkan emisi karbon setara dengan lima mobil.

Untuk mengatasi tantangan ini, perusahaan seperti Microsoft harus mencari solusi yang lebih efisien. Ini mencakup pengembangan algoritma dan perangkat keras yang lebih efisien, serta pemanfaatan sumber energi terbarukan untuk pusat data mereka. Di sinilah potensi energi nuklir masuk sebagai salah satu pilihan yang ramah lingkungan.

Tantangan Menggunakan Energi Nuklir

Penting untuk dicatat bahwa energi nuklir dikenal tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca. Namun, masih ada berbagai tantangan yang harus diatasi. Salah satunya adalah manajemen limbah radioaktif yang dihasilkan oleh proses nuklir.

Namun, Microsoft masih harus mengatasi beberapa tantangan jika ingin mengandalkan SMR untuk memasok energi pada pusat data mereka. SMR membutuhkan lebih banyak bahan bakar uranium yang diperkaya, yang disebut HALEU, dibandingkan dengan reaktor tradisional.

HALEU sejauh ini dipasok secara utama oleh Rusia. Di Amerika Serikat, terdapat upaya untuk membangun rantai pasokan uranium dalam negeri, yang menghadapi perlawanan dari masyarakat di sekitar tambang dan pabrik uranium.

Selain itu, masih ada pertanyaan yang perlu dijawab terkait dengan pengelolaan limbah nuklir, yang bahkan dalam kasus SMR masih dapat menghasilkan jumlah yang signifikan.

Para peneliti di Universitas Stanford juga telah mengungkapkan beberapa kekhawatiran, termasuk jeda waktu yang panjang antara perencanaan dan operasionalisasi, jejak karbon yang besar selama pembangunan, dan risiko kehancuran.