Berita Blockchain · 7 min read

Layer-2 Mirip Ponzi, Blast Raih TVL US$358 Juta

BLAST

Sejak tiga hari diluncurkan, layer-2 Blast berhasil menarik perhatian komunitas kripto dengan meraih total nilai terkunci (total value locked, TVL) US$358 juta.

Blast Raih TVL US$358 Juta

Layer-2 baru, Blast, menawarkan imbal hasil dari ETH dan stablecoin yang didepositkan melalui bridge sekaligus memberikan kesempatan pengguna untuk memperoleh poin yang nantinya dapat ditukarkan untuk airdrop token BLAST yakni token native dari Layer-2 Blast.

Proyek ini didukung oleh dua VC yakni Paradigm dan Standard Crypto serta beberapa angle investors sekaligus influencer kripto populer di platform X seperti Degen Spartans dan Andrew Kang.

blast steth
Gambar: Top 5 holder stETH. Sumber: Etherscan

Terhitung sejak tiga hari setelah smart contract deposit diluncurkan, Blast telah memperoleh TVL sebesar US$358 juta yang terdiri dari ETH dan DAI. Ini menjadikan Blast sebagai layer-2 dengan TVL terbesar kelima, setelah zkSync.

Blast menggunakan protokol liquid staking Lido untuk menghasilkan imbal hasil dengan total sekitar 148.000 stETH atau US$306,5 juta yang telah didepositkan pengguna. Ini menjadikan Blast sebagai pemegang stETH nomor tiga terbesar.

Mirip Seperti Ponzi

Terlepas dari menariknya proyek ini, beberapa komunitas kripto juga mengkritisi proyek karena berpotensi skema ponzi. Hal ini karena mekanisme yang mengharuskan menggunakan kode undangan untuk berpartisipasi, secara tidak langsung harus ada yang menyebarkan kode undangan agar semakin banyak pengguna berpartisipasi.

Pemburu airdrop populer di platform X, @OlimpioCrypto telah membuat publikasi mengenai Blast dan menyatakan “Banyak tokoh telah mengkritik Blast bahkan menyebutnya sebagai skema Ponzi. Blast menggunakan metodologi ring di mana hadiah referal terakumulasi. Saya bukan penggemar mekanisme seperti itu.”

Selain dari skemanya yang dikritisi sebagai ponzi, nyatanya Blast hanyalah sebuah smart contract dan bukan sebuah chain layer-2. Hal ini diungkapkan oleh engineer Polygon, Jarrod Watts, dalam sebuah postingan menyebutkan bahwa “Ini adalah smart contract dengan 3/5 multi signature, bukan layer-2. Tidak ada testnet, tidak ada transaksi, tidak ada bridge, tidak ada rollup, dan tidak ada pengiriman data transaksi ke Ethereum.”

Jadi bagi pengguna yang hendak mencoba melakukan deposit menuju Blast, mungkin dua hal di atas dapat menjadi pertimbangan sebelum melakukan deposit. Perlu dicatat bahwa dana yang telah disetorkan tidak dapat ditarik hingga mainnet Blast diluncurkan sekitar Mei 2024.

Baca juga: Baru Tiga Pekan Rilis Friend.Tech Mulai Sepi Peminat, Transaksi Turun 93%

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Ary Palguna

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.