
Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Bitcoin · 8 min read
Produk investasi Exchange-Traded Fund (ETF) Bitcoin spot di Amerika Serikat mengalami arus keluar dana signifikan di tengah ketegangan geopolitik yang meningkat di Timur Tengah.
Berdasarkan data Farside Investors, ETF Bitcoin spot mencatat arus keluar sebesar US$242,6 juta atau setara Rp2,7 triliun selama perdagangan Senin (1/10/2024), dengan rekor keluar dana terbesar sejak awal September.
Di antara produk-produk ETF yang terdampak, Fidelity Wise Origin Bitcoin Fund (FBTC) mengalami arus keluar terbesar dengan total US$144,7 juta, diikuti oleh Ark 21Shares Bitcoin ETF (ARKB) dengan dana keluar mencapai US$84,3 juta.
Beberapa ETF Bitcoin lainnya yang turut mencatat arus keluar dalam jumlah lebih kecil termasuk Bitwise Bitcoin ETF (BITB), VanEck Bitcoin ETF (HODL), dan Grayscale Bitcoin Trust (GBTC). Sebaliknya, BlackRock iShares Bitcoin Trust (IBIT) menjadi satu-satunya produk yang mencatat arus masuk signifikan sebesar US$40,8 juta.
Tak hanya ETF Bitcoin, Fidelity juga mencatatkan arus keluar yang serupa pada produk ETF Ether spot miliknya yakni Fidelity Ethereum Fund (FETH), dengan total arus keluar mencapai US$25 juta selama periode yang sama. Jumlah ini merupakan rekor arus keluar terbesar sejak produk tersebut diluncurkan pada Juli 2024.
Baca juga: ETF Ether Spot Catat Tren Outflow Terpanjang Sejak Peluncurannya
Pasar kripto, khususnya Bitcoin, mengalami volatilitas tinggi sejak awal Oktober, dengan nilai Bitcoin turun dari kisaran US$65.000 ke level US$60.000. Penurunan ini tidak hanya memengaruhi Bitcoin, tetapi juga sejumlah aset kripto lainnya yang mengalami tren serupa. Hingga artikel ini ditulis, Bitcoin masih diperdagangkan di level US$61.100.
Penurunan pasar kripto ini didorong oleh meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, yang membuat investor cenderung lebih berhati-hati dalam berinvestasi di aset berisiko. Konflik ini semakin memanas setelah Iran meluncurkan serangan rudal balistik ke Israel sebagai balasan atas terbunuhnya pemimpin Hezbollah, Hassan Nasrallah, dan seorang komandan Iran di Lebanon.
Situasi seperti ini juga pernah terjadi sebelumnya pada bulan April dan Juli tahun ini, di mana berita terkait konflik di Timur Tengah menyebabkan reaksi negatif di pasar kripto.
Baca juga: Harga Bitcoin Kian Tertekan di Tengah Konflik Iran dan Israel
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.