
Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Bitcoin · 5 min read
Harga Bitcoin baru-baru ini melonjak melampaui level tertinggi 2021 sebesar US$69.000, membawa sebagian besar pemegang Bitcoin kembali dalam posisi profit. Namun, muncul kekhawatiran bahwa level harga ini bisa menjadi puncak sementara.
Resistensi besar di sekitar angka ini juga bisa memicu aksi ambil untung dari para investor, yang menyebabkan potensi penurunan harga dalam jangka pendek.
Menurut data dari perusahaan intelijen pasar CryptoQuant, sekitar 94% pasokan Bitcoin saat ini berada dalam posisi profit, terutama setelah kenaikan harga BTC yang melampaui US$69.000.
Mayoritas koin Bitcoin dibeli pada level harga US$55.000, yang membuat para pemegang jangka pendek (short term holders) kembali berada dalam zona profit. Analis platform Checkonchain, menyebut bahwa para pemegang jangka pendek yang membeli pada saat penurunan beberapa bulan terakhir kini menikmati hasil dari kenaikan harga ini.
Namun, sejarah menunjukkan bahwa ketika sebagian besar pasokan Bitcoin berada dalam zona profit, aksi ambil untung sering terjadi. Hal ini pernah terlihat pada akhir September, di mana harga Bitcoin turun 8,7% setelah mencapai level tertinggi.
Skenario serupa juga terjadi pada Maret 2024, saat harga mencapai puncak baru di atas US$73.800, tetapi kemudian turun 23% menjadi US$56.500 pada Mei 2024. Pola ini pernah muncul juga pada siklus bullish sebelumnya di tahun 2017 dan 2021, di mana kenaikan besar diikuti oleh koreksi yang signifikan.
Baca juga: ETF Bitcoin BlackRock Raih Inflow Rp15 Triliun dalam Sepekan di Tengah Reli BTC
Meski mengalami kenaikan yang signifikan, Bitcoin menghadapi resistensi kuat di level US$69.000. Seorang trader di platform X dengan lebih dari 30 ribu pengikut, Jusko Trader, menyebutkan bahwa area harga antara US$67.300 dan US$69.400 telah menjadi zona resistensi besar selama enam bulan terakhir.
Meskipun ada koreksi harga baru-baru ini, Jusko menyatakan bahwa, “Penurunan harga Bitcoin ini merupakan koreksi yang sehat, dan momentum bullish Bitcoin tetap terjaga.”
Jika Bitcoin mampu menembus level resistensi ini, ada potensi likuidasi posisi SHORT senilai lebih dari US$1,6 miliar di berbagai bursa. Selain itu, aliran dana ke ETF Bitcoin spot di AS yang terus meningkat juga bisa menjadi pendorong bagi BTC untuk menembus level resistensi tersebut. Menurut data Farside Investors, aliran masuk ke ETF Bitcoin spot di AS telah mencapai US$21,2 miliar pada 22 Oktober 2024.
Baca juga: Bitcoin Mencapai Rekor Open Interest US$40 Miliar
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.