
Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Bitcoin · 8 min read
Sebuah analisis terbaru dari JPMorgan mengungkapkan bahwa Bitcoin (BTC) berpotensi menembus harga US$165.000 pada akhir 2025. Lembaga keuangan asal Wall Street tersebut menilai aset kripto terbesar di dunia ini masih tergolong undervalued jika dibandingkan dengan emas berdasarkan rasio volatilitas.
Mengutip laporan CoinDesk pada Jumat (3/10/2025), para analis JPMorgan yang dipimpin Nikolaos Panigirtzoglou menyoroti bahwa rasio volatilitas Bitcoin terhadap emas telah turun di bawah 2,0. Artinya, Bitcoin saat ini hanya membutuhkan sekitar 1,85 kali lebih banyak modal risiko dibandingkan emas.
Dengan kapitalisasi pasar sebesar US$2,3 triliun, harga Bitcoin perlu naik sekitar 42% untuk menyamai nilai investasi emas swasta senilai US$6 triliun yang tersimpan melalui ETF, batangan, dan koin. Hal ini mengimplikasikan harga teoritis Bitcoin di kisaran US$165.000.
Menurut analisis tersebut, pergeseran ini mencerminkan perubahan besar dari akhir 2024, ketika Bitcoin dianggap kelebihan valuasi sebesar US$36.000. Kini, posisinya berbalik menjadi undervalued sekitar US$46.000 dibandingkan level penyesuaian volatilitas emas.
Baca juga: Bitcoin Naik ke US$121.000, Didorong Dua Katalis Utama
JPMorgan menyebut fenomena ini sejalan dengan meningkatnya tren debasement trade, yakni strategi investor membeli aset lindung nilai seperti emas dan Bitcoin untuk menghadapi risiko pelemahan mata uang fiat. Dorongan ini terutama dipicu kekhawatiran inflasi jangka panjang, defisit fiskal yang melebar, risiko geopolitik, kredibilitas bank sentral, serta melemahnya kepercayaan terhadap dolar AS di pasar negara berkembang.
Arus masuk kumulatif ke dalam ETF Bitcoin dan emas pun melonjak tajam sejak akhir 2024. ETF Bitcoin sempat mendominasi pada paruh pertama 2025, terutama setelah momen “Liberation Day”, meski sejak Agustus aliran dana ke ETF emas mulai mengejar. Sementara itu, investor institusional lebih banyak terlibat lewat kontrak berjangka di Chicago Mercantile Exchange (CME), namun laju partisipasi mereka tertinggal dibandingkan investor ritel.
Analis JPMorgan juga menekankan bahwa lonjakan harga emas dalam beberapa minggu terakhir justru membuat Bitcoin terlihat lebih menarik secara relatif. Sebelumnya, proyeksi mereka pada Agustus menempatkan target harga Bitcoin di US$126.000. Namun, dengan reli emas, target tersebut direvisi naik ke US$165.000.
Pandangan optimis JPMorgan ini menambah deretan proyeksi bullish untuk Bitcoin menjelang akhir tahun. Beberapa analis lain bahkan menargetkan level US$200.000, sementara hingga artikel ini ditulis, Bitcoin masih bertahan di level US$120.000.
Baca juga: 7 Prediksi Harga Bitcoin 2025 dari Para Analis dan Tokoh Industri Kripto Dunia
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.