7 min read

Ini Penyebab Cardano Dikritik Setelah Upgrade Alonzo

Cardano, cryptocurrency terbesar ketiga setelah Bitcoin dan Ethereum berdasarkan kapitalisasi pasar mendapat kecaman setelah laporan masalah konkurensi ditemukan di testnet.

Tim Cardano sebelumnya memang sudah mengkonfirmasi bahwa mereka akan meluncurkan smart contract Alonzo Testnet.

Diketahui, Pada Kamis 2 September kemarin, Input Output Global (IOG), perusahaan pengembang blockchain Cardano, mengatakan bahwa kemampuan smart contract telah diuji testnet.

Menyusul berita tersebut, harga ADA berhasil mencetak rekor baru, sebesar US$3 atau Rp42 ribu. ADA juga mengalami reli sejak 13 Agustus lalu ketika tim IOG mengumumkan tanggal peluncuran final hardfork Alonzo yang telah lama dinanti.

Lantas, Apa Penyebab Krisis Konkurensi ADA?

Tim Cardano sebelumnya memang sudah mengumumkan bahwa fungsi smart contract akan tersedia di Alonzo Testnet.

Setelah penyebaran smart contract, pemutakhiran mainnet Alonzo diperkiraan akan diterapkan pada 12 September mendatang.

Namun, utas twitter oleh pendukung Ethereum, Anthony Sassano pada 4 September, menunjukkan jika serangkaian screenshots yang mengungkapkan masalah konkurensi yang ditemukan pada pertukaran desentralisasi (DEX) berbasis Cardano, Minswap. 

DEX menjadi Dapp yang pertama diluncurkan di testnet Cardano pada 4 September.

Masalah konkurensi sering bermanifestasi dengan cara yang mencegah banyak pengguna berinteraksi dengan program atau protokol secara bersamaan. 

Dalam kasus Cardano, masalahnya kemungkinan berasal dari tidak adanya “Mesin Virtual Cardano” atau bisa juga karena keadaan global seperti Mesin Virtual Ethereum yang memungkinkan operasi smart contract untuk dilanjutkan secara bersamaan.

Menurut salah satu screenshots yang diposting oleh Sassano, pengguna mengalami kesalahan transaksi ketika mencoba menukar token.

Beberapa anggota komunitas khawatir bahwa Minswap hanya menangani satu transaksi per blok, sehingga tidak efisien.

Menanggapi semua komentar buruk tentang isu tersebut, pendiri Cardano, Charles Hoskinson, memberikan klarifikasinya.

Menurut pencipta Hoskinson, membangun sistem terdistribusi yang terdesentralisasi dan terukur adalah upaya yang sulit. Dan Sama sekali tidak beguna mengurusi hal-hal semacam ini.

Sementara itu, IOHK, perusahaan penelitian dan pengembangan di belakang Cardano, juga menerbitkan utas tweet tentang informasi yang salah tentang isu tersebut. 

Sebuah posting di blog lepas yang diterbitkan oleh SundaeSwap Labs, DEX berbasis Cardano, lebih lanjut membahas beberapa kesalahpahaman tentang Cardano.

Menurut SundaeSwap, untuk melakukan ratusan transaksi per-blok, akan tetap memungkinkan dan pihak Cardano pasti pengusahakan untuk mencari titik tengahnya.

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

Topik

author
Rossetti Syarief

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.