Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Industri · 6 min read
Indonesia kini resmi bergabung sebagai anggota penuh BRICS, kelompok kerja sama negara berkembang yang didirikan oleh lima negara besar termasuk Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan.
Menurut pengumuman dari Kementerian Luar Negeri Brasil pada Senin (7/1/2024), Indonesia kini menjadi salah satu negara Asia Tenggara yang bergabung dengan koalisi BRICS, bersama anggota baru lainnya seperti Mesir, Ethiopia, Iran, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi.
Dalam pernyataannya, Kemenlu Brasil menyebut bahwa Indonesia memiliki visi bersama dengan anggota BRICS lainnya untuk mereformasi lembaga tata kelola global dan memperkuat kerja sama antar negara berkembang.
Indonesia sendiri telah lama mengincar keanggotaan dalam kelompok ini, dengan tujuan utama untuk mendukung misi BRICS dalam menantang dominasi sistem Barat dan memperkuat suara negara-negara Global South di forum internasional.
Dilansir dari Reuters, pemerintah Brasil mengungkapkan bahwa pencalonan Indonesia sebagai anggota BRICS mulai disetujui pada tahun 2023 dalam KTT BRICS di Johannesburg.
Namun, Indonesia menunda formalitas keanggotaannya hingga situasi politik Tanah Air lebih stabil pasca pemilihan presiden. Dengan pelantikan Presiden Prabowo Subianto pada Oktober 2024, momentum untuk bergabung akhirnya tercapai.
Baca juga: Mengenal BRICS dan Pengaruhnya Terhadap Bitcoin
Sejak didirikan pada 2009 silam, fokus utama BRICS dikatakan untuk memperkuat kerja sama antar negara-negara Global South dan mereformasi lembaga multilateral. Salah satu agenda penting adalah pengembangan alat pembayaran baru yang dapat memfasilitasi perdagangan antar anggota BRICS.
Salah satu ambisi besar BRICS saat ini adalah untuk memperbaiki sistem moneter internasional dengan pengembangan sistem pembayaran berbasis teknologi digital dan blockchain.
Pada Maret 2024, ajudan Kremlin Rusia, Yury Ushakov, menyebutkan bahwa penciptaan sistem pembayaran independen berbasis blockchain menjadi salah satu tujuan strategis yang dapat “memastikan hal nyaman bagi pemerintah, masyarakat umum, dan dunia usaha, serta hemat biaya dan bebas politik.”
Adapun, negara-negara BRICS juga telah mencari opsi untuk menggantikan dolar AS dalam perdagangan internasional. Upaya ini dapat menciptakan peluang besar bagi pasar kripto, sebab aset kripto memiliki korelasi yang kuat terhadap pengaruh mata uang global tersebut.
Sebagai contoh, nilai Bitcoin (BTC) cenderung berkolerasi negatif dengan kekuatan dolar, di mana harga BTC cenderung turun jika dolar AS tengah menguat. Sebaliknya, permintaan terhadap dolar AS yang melemah akan dapat mendorong penguatan harga Bitcoin.
Selain itu, permintaan dolar AS juga akan memiliki pengaruh terhadap harga BTC secara langsung karena banyak pasangan perdagangan menggunakan stablecoin USD.
Baca juga: BRICS akan Rilis Sistem Pembayaran Berbasis Blockchain untuk Saingi Dolar AS
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.