Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Industri · 8 min read
Laporan “GTM in Asia” baru yang dikeluarkan Foresight Ventures (bekerja sama dengan Primitive Ventures), Kamis (9/1/2025), menunjukkan ada lima negara Asia yang mengamankan posisi 10 besar dalam 2024 Global Crypto Adoption Index.
India mengamankan posisi pertama, kemudian Indonesia di posisi ketiga, Vietnam di posisi kelima, Filipina di posisi kedelapan, dan Pakistan di posisi kesembilan.
Peningkatan adopsi kripto di Asia sebagian besar didorong oleh centralized exchanges (CEXs) dan komunitas yang sensitif terhadap harga. Di kategori ini, pengguna Asia menghasilkan 37,1% lalu lintas global ke CEX.
Di sisi lain, BeInCrypto melaporkan, pada kuartal kedua tahun 2024, pedagang di Singapura memproses hampir US$1 miliar atau sekitar Rp16,2 triliun dalam transaksi kripto, menjadi pencapaian tertinggi dalam dua tahun.
Singapura sendiri menjadi pemimpin dalam pembayaran kripto, sejauh ini sudah menerbitkan 13 lisensi kripto pada tahun lalu, dua kali lipat dari jumlah yang mereka terbitkan pada tahun 2023.
Singapura juga menjadi negara pertama di Asia yang mendaftarkan stablecoin Ripple RLUSD.
Baca juga: Ripple Dapat Lisensi Pembayaran dari Bank Sentral Singapura
Di Tiongkok, BeInCrypto melaporkan, sebanyak 5,9% lalu lintas ke Pump.fun, platform memecoin terkenal tahun lalu, berasal dari wilayah berbahasa Mandarin, termasuk Tiongkok, Hong Kong, Taiwan, dan Indonesia. Sebanyak 5,1% lainnya berasal dari India.
Berlawanan dengan kepercayaan luas terkait Tiongkok yang telah melarang kripto sepenuhnya, laporan tersebut menyoroti ekosistem kripto yang berkembang pesat. Hong Kong berfungsi sebagai pintu gerbang ke pasar Cina, didukung oleh perdagangan over-the-counter (OTC) yang aktif.
Pengguna Tiongkok sering kali melewati kontrol modal menggunakan stablecoin dan mengandalkan platform DeFi dan DEX sebagai alternatif yang aman.
Selain itu, pengguna kripto di Tiongkok adalah investor ritel muda dengan selera yang kuat terhadap aset berisiko tinggi, termasuk memecoin seperti Dogecoin. Mereka juga menunjukkan minat yang signifikan terhadap DeFi, GameFi, dan proyek-proyek terkait infrastruktur.
Baca juga: Ekspansi Blockchain di Tiongkok Akan Terus Berlanjut
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.