Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Hack dan Scam · 6 min read
Indodax, salah satu exchange kripto terbesar di Indonesia, hingga kini masih menjalani proses pemeliharaan sistem setelah mengalami peretasan yang mengakibatkan kerugian mencapai US$22 juta atau setara Rp339,6 miliar pada Rabu (11/9/2024).
Terpantau ketika membuka aplikasi atau situs web Indodax, halaman utama platform menunjukkan pesan bahwa platform tersebut sedang “dalam pembaruan sistem”. Tim Indodax sebelumnya menyatakan bahwa pembaruan ini dilakukan untuk memastikan sistem dapat berfungsi dengan optimal pasca peretasan yang memengaruhi hot wallet Indodax.
Perusahaan keamanan blockchain, SlowMist, mengungkapkan bahwa pelaku peretasan dilaporkan berhasil mencuri berbagai aset kripto seperti Bitcoin, Ether, USDT, MATIC, ARB, hingga ENA dengan total kerugian mencapai US$22 juta. Aset curian tersebut kemudian ditukarkan ke beberapa token lain, termasuk $BTC, $ETH, $TRX, dan $POL.
Baca juga: Diduga Kena Hack, INDODAX Berpotensi Alami Kerugian Hingga Rp280,9 Miliar
Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Kasan, menjelaskan bahwa saat ini Indodax sedang melakukan investigasi terhadap sistem yang diretas. Penutupan sementara seluruh sistem dilakukan untuk memastikan keamanan dan stabilitas operasional platform.
“Untuk itu, Bappebti mengimbau masyarakat, khususnya pelanggan Indodax, agar tetap tenang dan tidak panik,” tegas Kasan dalam pernyataan resmi.
CEO Indodax, Oscar Darmawan, juga menjamin bahwa saldo pelanggan dalam bentuk kripto maupun rupiah akan tetap aman. Berdasarkan data Proof-of-Reserve (PoR) dari CoinMarketCap, Indodax saat ini masih memegang aset pelanggan senilai Rp5,7 triliun dengan cadangan terbesar berupa 2.500 Bitcoin yang bernilai Rp2,2 triliun.
Baca juga: Indodax Konfirmasi Diretas, Siap Tanggung Kerugian Penuh!
Menanggapi peretasan tersebut, Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Budi Arie Setiadi, mengkonfirmasi bahwa pemerintah telah menerima laporan terkait insiden Indodax. Ia menekankan bahwa masalah ketahanan siber merupakan isu krusial yang perlu terus diperhatikan, terutama di Indonesia dan berbagai negara lainnya.
“Yang pasti kerawanan ketahanan siber kita jadi salah satu isu,” terang Budi Arie di Jakarta, seperti yang dikutip dari CNBC Indonesia.
Ia pun mengingatkan pelaku usaha, khususnya penyelenggara sistem elektronik (PSE), harus selalu mengedepankan keamanan siber dalam operasionalnya.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), Pandu Sjahrir, juga menyampaikan bahwa serangan siber semakin marak terjadi di berbagai sektor digital. Ia menegaskan pentingnya penguatan keamanan siber bagi industri kripto dan semua layanan digital yang kini telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari.
“Karena ini efeknya sudah menyeluruh, bukan hanya untuk pelaku usaha di bidang kripto tapi juga sudah melingkupi keseharian lainnya,” terang Pandu, seperti yang dilaporkan Antara.
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.