Berita Bitcoin · 7 min read

Harga Bitcoin Tembus US$42 Ribu, Ritel FOMO?

Harga Bitcoin FOMO

Harga BTC sempat menyentuh US$42.000 (5/12/23) dini hari. Kapitalisasi market kripto mencapai US$1,5 triliun, angka tertinggi sejak Mei 2022 ketika kejatuhan Terra Luna.

Pergerakan Harga Kripto

Bitcoin (BTC) mencapai titik tertinggi dalam 19 bulan terakhir di atas US$42.000 pada hari Senin (4/12/23). Harga Bitcoin bergerak dengan cepat selama akhir pekan setelah melewati resistance pada US$38.000, level harga yang membatasi pada bulan November 2023.

Pada saat kenaikan harga Bitcoin, altcoin dengan kapitalisasi pasar besar (big cap) terlihat tertinggal, dengan ETH, BNB, dan ADA mengalami kenaikan 2% – 3%. Hal ini juga terlihat dari meningkatnya Bitcoin dominance dari 53,3% ke 54,4%.

btc dominance
Gambar: Peningkatan Bitcoin dominance

Kenaikan Bitcoin mendorong nilai kapitalisasi market kripto menjadi lebih dari US$1,5 triliun untuk pertama kalinya sejak Mei 2022, ketika kejatuhan Terra Luna.

Baca juga: Menuju Bitcoin Halving 2024: Semua yang Perlu Dipersiapkan Investor

Kemungkinan Alasan Kenaikan Harga Bitcoin

Kenaikan Bitcoin kemungkinan besar dikarenakan antisipasi terhadap ETF Bitcoin spot di AS dengan sebagian besar pengamat pasar mengharapkan persetujuan oleh SEC pada awal Januari 2024.

Penyedia layanan investasi kripto, Matrixport, mencatat dalam laporan Senin (4/12/23) bahwa tingkat premium Bitcoin futures terhadap harga spot mencapai level tinggi, menunjukkan bahwa ritel bergegas masuk ke BTC karena takut ketinggalan reli harga.

“Para trader tidak memiliki cukup leverage ke atas, ini adalah kesimpulan dari premium yang diperdagangkan pada Bitcoin futures,” kata laporan tersebut.

Pada umumnya, Bitcoin futures diperdagangkan pada tingkat premium sekitar 5-10% dibandingkan dengan harga spot sebagian besar tahun, yang saat ini melebar menjadi 10-15% dan kadang-kadang mencapai 20-30%.

“Ini menunjukkan panic buying dari ritel yang menutup posisi SHORT atau meningkatkan posisi LONG” kata analis Matrixport.

Baca juga: Prediksi Harga Bitcoin 2024 dari Tokoh Kripto Dunia

Investor tidak menunjukkan tanda-tanda berhenti memasukkan uang ke dalam kripto, menurut laporan aliran dana terbaru dari manajer aset CoinShares. Pekan lalu terlihat netflow sebesar US$176 juta.

Gambar: Peluang keputusan suku bunga AS (5/12/23). Sumber: CME Watchtool

Kemungkinan alasan lainnya, investor semakin bertaruh bahwa The FED akan memangkas suku bunga tahun depan, dengan kemungkinan sebesar 59,4% suku bunga Fed yang lebih rendah pada bulan Maret 2024, menurut CME Watchtool. Pemangkasan suku bunga identik dengan perilaku investor yang cenderung beralih ke instrumen investasi yang lebih berisiko, termasuk kripto.

Baca juga: Harga Bitcoin Capai US$40.000, Pertama Kali Sejak April 2022

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Ary Palguna

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.