Operasi FBI Bocor, Founder OneCoin Ruja Ignatova Berhasil Kabur!

Pendiri OneCoin, Ruja Ignatova juga dikenal sebagai “ratu crypto” yang masih diburu FBI diketahui berhasil kabur karena ia mengetahui soal dokumen penyelidikan polisi yang ingin menangkapnya.

Wanita kelahiran Bulgaria berusia 42 tahun itu dicari karena telah melakukan penipuan kripto bernama OneCoin dan menjadi buronan yang paling dicari oleh FBI.

Baca Juga: Pendiri OneCoin Masuk Daftar Buronan Tertinggi FBI

Ignatova Berhasil Kabur

Berdasarkan data dokumen-dokumen dari pertemuan Europol dengan nama ‘Operasi Satelit’ di Den Haag pada 15 Maret 2017.  Ignatova mengetahui upaya penahanannya itu beberapa bulan sebelum dia menghilang pada 25 Oktober 2017.

Informasi tentang kebocoran dokumen kepolisian telah dibeberkan lewat podcast BBC The Missing Cryptoqueen oleh Frank Schneider, seorang mantan mata-mata dan penasihat terpercaya Ignatova.

Namun, Schneider membantah tuduhan menerima dokumen tersebut, ia mengklaim bahwa dirinya tidak menerima dokumen berupa memori USB dari Ignatova.

Menurut dia, metadata file menunjukkan bahwa dia memperoleh informasi bahwa Ignatova sedang diselidiki melalui kontak pribadinya di Bulgaria. Schneider sekarang menghadapi ekstradisi ke AS atas dugaan perannya dalam penggelapan OneCoin.

Dokumen tersebut berisi informasi bahwa otoritas AS memiliki ” informan rahasia utama” dalam skema tersebut, rekening bank OneCoin yang menerima dana dari investor.  Polisi Inggris melakukan upaya yang gagal untuk berbicara dengan Ignatova di London, yang juga terekam dalam video, BBC menjelaskan.

Tetapi, pada tahun 2019 jaksa AS mengumumkan di pengadilan bahwa Schneider adalah orang yang memberinya informasi rahasia kepolisian kepadanya, meskipun ini belum jelas apakah tuduhan itu terkait secara khusus dengan file yang dibocorkan, dan telah dibahas di podcast.

Mengapa Pendiri OneCoin Paling Dicari oleh Lembaga Penegak Hukum di Seluruh Dunia?

Pada Juni 2022, Ignatova masuk dalam daftar 10 orang paling dicari oleh FBI dan lembaga penegak hukum lainnya seperti Interpol dan Europol karena telah mencuri $4 miliar atau sekitar Rp 62 triliun dari investor kripto. 

Sebelumnya, Ignatova mendirikan OneCoin dan mulai memasarkan mata uangnya sebagai “Bitcoin Killer” pada tahun 2014. Kehadirannya yang memukau dengan gelar sarjana hukum dari Universitas Oxford membuat orang-orang percaya dan mendaftar ke OneCoin.

Selain itu,  para korban dijanjikan komisi yang menggiurkan jika berhasil mengundang orang lain menjadi anggota. Oleh karena itu, OneCoin beroperasi di seluruh dunia dan memiliki lebih dari tiga juta investor dari lebih dari seratus negara.

Bahkan, Ignatova dapat menghasilkan pendapatan penjualan €3,353 miliar yang sangat besar dan menghasilkan keuntungan senilai €2,232 miliar. Namun, pada tahun 2017 keberadaanya Ignatova menghilang begitu saja. 

Baca Juga: Awas! Modus Penipuan Wallet Palsu Solana