
Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Hack dan Scam · 5 min read
Sebuah laporan terbaru mengungkap bahwa elite pemerintahan Kamboja diduga terlibat dalam jaringan penipuan internasional berskala besar yang mengandalkan teknologi kripto serta eksploitasi tenaga kerja hasil perdagangan manusia.
Menurut laporan yang dirilis oleh Humanity Research Consultancy (HRC) pada 16 Mei 2025, sejumlah pejabat tinggi negara disebut mendukung sekaligus mengambil keuntungan dari aktivitas ilegal lintas negara ini. Laporan tersebut menyoroti peran para tokoh senior Partai Rakyat Kamboja (CPP) dalam menjalankan skema penipuan yang menggunakan aset kripto sulit dilacak sebagai jalur utama perputaran dana gelap.
Salah satu entitas utama dalam jaringan ini adalah Huione Group, perusahaan yang digambarkan sebagai “infrastruktur krusial” dalam industri penipuan terintegrasi secara vertikal. Nilai transaksi dari industri ini diperkirakan mencapai US$19 miliar atau setara Rp308 triliun per tahun, atau sekitar 60% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Kamboja.
Penulis Jacob Sims menyebut Kamboja sebagai “titik global dari skema penipuan lintas negara generasi baru pada 2025.” Ia menuding pemerintah memberikan dukungan secara “sistematis dan tersembunyi” terhadap jaringan kriminal di balik kompleks penipuan, perdagangan manusia, dan jalur pembayaran kripto.
Jacob Sims, penulis laporan dan peneliti tamu di Asia Center, Harvard University, menyebut Kamboja sebagai “titik pusat global dari skema penipuan lintas negara generasi baru pada 2025.” Ia menuding negara memberikan dukungan secara “sistematis dan tersembunyi” terhadap jaringan kriminal di balik kompleks penipuan, perdagangan manusia, serta jalur pembayaran kripto yang tidak diawasi otoritas keuangan resmi.
Baca juga: Tether Bantu AS Amankan Dana Rp90,9 Miliar Terkait Scam Kripto di Asia Tenggara
Beberapa nama penting disebut dalam laporan HRC, termasuk Hun To, sepupu dari Perdana Menteri Hun Manet. Ia diketahui menjabat sebagai anggota dewan direksi di Huione Group, induk dari Huione Guarantee, sebuah platform escrow berbasis Telegram yang menurut data Departemen Keuangan Amerika Serikat telah memfasilitasi transaksi lebih dari US$4 miliar sejak 2021.
Selain itu, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Dalam Negeri Kamboja, Sar Sokha, juga disebut sebagai salah satu investor di kompleks penipuan terbesar yang beroperasi di negara tersebut.
Temuan HRC sejalan dengan laporan dari United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) yang dirilis bulan lalu. Laporan itu memperingatkan bahwa infrastruktur penipuan dari Asia Tenggara kini menyebar ke wilayah lain seperti Afrika, Timur Tengah, dan Amerika Latin.
Kamboja disebut sebagai simpul utama dalam ekspansi global ini, dengan operasi yang sebelumnya berbasis di Sihanoukville dan Phnom Penh kini menyebar ke wilayah-wilayah terpencil seperti Koh Kong, Bavet, dan Pursat, lokasi di mana kompleks penipuan baru mulai dibangun sejak 2022.
Menurut laporan Elliptic, Huione Group juga meluncurkan stablecoin sendiri sebagai strategi memperluas jangkauan transaksi gelap dan menghindari pengawasan sistem keuangan tradisional.
Merespons penyalahgunaan platformnya, Telegram baru-baru ini menutup ribuan akun yang terhubung dengan Haowang Guarantee, nama baru dari Huione Guarantee, karena pelanggaran yang terkait dengan penipuan dan pencucian uang. Penutupan ini mengakibatkan runtuhnya salah satu pasar gelap digital terbesar yang pernah ada di Asia.
penyalahgunaan platformnya, Telegram baru-baru ini menutup ribuan akun yang terhubung dengan Haowang Guarantee, nama baru dari Huione Guarantee, dengan alasan pelanggaran terkait penipuan dan pencucian uang. Langkah ini menyebabkan jaringan pasar gelap digital terbesar yang pernah ada di Asia tersebut ditutup secara tiba-tiba.
Sebelumnya, Huione Guarantee telah menjadi pusat aktivitas pencucian dana dari berbagai skema penipuan seperti romance scam, penipuan investasi aset kripto, hingga modus pig butchering, praktik manipulatif di mana korban dipancing secara emosional oleh pelaku yang menyamar sebagai pasangan atau mitra bisnis, lalu dibujuk untuk menginvestasikan dana dalam jumlah besar berdasarkan informasi palsu.
Baca juga: Telegram Tutup Jaringan Marketplace Kripto Ilegal Terbesar Asal Kamboja
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.