
Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Exchange · 5 min read
Platform decentralized exchange (DEX) Bunni resmi menghentikan seluruh operasionalnya setelah mengalami insiden peretasan senilai US$8,4 juta atau sekitar Rp139,8 miliar pada September 2025. Serangan tersebut membuat perusahaan tidak lagi memiliki dana yang cukup untuk melakukan peluncuran ulang secara aman.
Dalam keterangan resmi di X pada Rabu (22/10/2025), tim Bunni menjelaskan bahwa biaya audit dan sistem keamanan yang dibutuhkan untuk kembali beroperasi dapat mencapai enam hingga tujuh digit dolar AS, angka yang tidak mampu mereka tanggung saat ini.
“Serangan ini membuat pertumbuhan Bunni berhenti total. Untuk meluncurkan ulang dengan aman, kami membutuhkan biaya besar untuk audit dan pemantauan keamanan, yang sayangnya tidak kami miliki,” tulis tim Bunni.
Peretasan yang terjadi bulan lalu disebabkan oleh kesalahan perhitungan (rounding error) pada fungsi smart contract penarikan dana. Celah ini dimanfaatkan peretas untuk menguras aset pengguna senilai US$8,4 juta sebelum melarikan hasil curian melalui protokol private mixer Tornado Cash.
Tim Bunni menyebut masih bekerja sama dengan pihak berwenang untuk melacak pelaku dan berupaya memulihkan sebagian aset yang dicuri. Sebagai bentuk itikad baik, mereka menawarkan hadiah sebesar 10% bagi pelaku jika bersedia mengembalikan sisa dana.
Baca juga: DEX Uniswap Bunni Kena Hack, Total Kerugian Hingga Rp39,5 Miliar
Meski operasional Bunni dihentikan, pengguna masih diberi kesempatan untuk menarik aset mereka melalui situs resmi hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Tim juga berencana membagikan sisa aset treasury kepada pemegang token BUNNI, LIT, dan veBUNNI berdasarkan hasil snapshot yang akan divalidasi secara hukum. Anggota tim pengembang tidak akan menerima bagian dari distribusi tersebut.
“Kami akan terus bekerja sama dengan aparat penegak hukum untuk mengembalikan dana yang dicuri dari pelaku kejahatan,” jelas tim Bunni.
Sebelum resmi menutup layanan, Bunni mengumumkan bahwa seluruh smart contract versi V2 kini telah dilepas di bawah lisensi MIT, menggantikan lisensi sebelumnya yang lebih ketat, yakni Business Source License.
Langkah ini memungkinkan pengembang lain untuk memanfaatkan inovasi teknologi Bunni, termasuk sistem distribusi likuiditas, surge fee, dan mekanisme autonomous rebalancing, guna mengembangkan proyek DeFi baru.
Baca juga: Investor XRP Rugi Rp50 Miliar Usai Wallet Dibobol Hacker
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.