Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Industri · 7 min read
Menurut laporan yang dipublikasikan firma keamanan blockchain China, LianAn Technology pada 5 Januari 2023, eksploitasi di sektor keuangan terdesentralisasi atau dikenal dengan DeFi menyentuh angka $3,64 miliar pada tahun 2022. Ini menunjukkan peningkatan sebesar 47,4% dibandingkan dengan kerugian sebesar $2,44 miliar pada 2021.
Ada 167 insiden eksploitasi pada 2022, 51,5% eksploitasi terjadi pada proyek yang diaudit, sementara 48,5% lainnya terjadi pada proyek yang tidak diaudit.
Laporan itu juga menulis ada 12 insiden yang melibatkan bridge cross chain, dengan nilai kumulatif $1,89 miliar. Secara keseluruhan, serangan terhadap Ethereum, BNB Chain, dan Solana menyumbang sebagian besar eksploitasi.
Baca juga: Bridge Blockchain, Petaka atau Solusi?
Secara total, LianAn menyebutkan, 38,7%, atau $1,40 miliar, dana curian dicuci melalui mixer Tornado Cash. Hanya dana senilai $289 juta yang dapat dipulihkan sepanjang tahun. Namun, jumlahnya kemungkinan lebih tinggi, karena beberapa pemulihan belum diungkapkan kepada publik sesuai permintaan penegak hukum.
Secara kuantitas eksploitasi di tahun 2022 meningkat di tengah penurunan tajam sebesar 80% dalam nilai total yang dkunci atau TVL di DeFi.
Laporan LianAn juga mencatat, total kejahatan terkait blockchain global (tidak termasuk kejahatan keuangan) berjumlah $13,7 miliar pada 2022. Insiden pencucian uang menempati urutan teratas dengan $7,33 miliar, diikuti oleh eksploitasi DeFi ($3,6 miliar), penipuan bertingkat ($1,0 miliar) dan penipuan ($830 juta). Selain runtuhnya pertukaran aset kripto FTX, ada 243 insiden penipuan dan rug pull selama periode tersebut, dengan total kerugian $425 juta.
Laporan terpisah dari Terminal Token, ekosistem DeFi telah menderita kerugian $3,1 miliar pada tahun 2022 di 155 peretasan, meningkat 56,2% dibandingkan 2021 yang kehilangan $2,4 miliar dalam 107 peretasan.
Kerugian dari eksploitasi di keuangan terdesentralisasi itu menurut Terminal Token, tidak sebanding dengan Centralized Finance atau CeFi, yang justru mengalami penurunan 87,3% dari tahun sebelumnya. Menurut laporan tersebut, proyek di CeFi hanya mengalami 13 peretasan, yang berjumlah $769 juta. Pada tahun 2021, CeFi kehilangan $6 miliar dalam sembilan insiden.
Dari dua laporan itu, terdapat satu kesimpulan bahwa DeFi masih sangat retan dan menjadi target para peretas untuk melancarkan aksinya untuk mencuri dana. Dalam laporan LianAn, untuk mengatasi ini kebutuhan keamanan di DeFi menjadi sangat mendesak dan perlu ditingkatkan di tahun 2023.
“ Bagaimana menanggapi serangan peretas, cara cepat membangun kerangka peraturan global, dan cara mendaftar terobosan teknis untuk mengatasi ancaman keamanan adalah semua masalah mendesak yang harus kita pertimbangkan dan selesaikan pada tahun 2023,” tulis laporan tersebut.
Baca juga: DeFi Rawan Peretasan, Permissioned DeFi Jadi Solusi?
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.