Berita Bitcoin · 6 min read

Data Pemerintah Argentina Diserang Ransomware Bitcoin!

Peretasan ransomware dengan tujuan mendapatkan Bitcoin kembali terjadi, kali ini menyerang sebuah data center di Argentina yang menampung banyak data-data pemerintah setempat. Peretas meminta tebusan 50 BTC senilai dengan US$370.000 ( Rp5 Miliar).

Menurut Alicia Banuelos, Menteri Sains dan Teknologi Argentina, serangan itu terjadi pada 25 November. Namun, fakta ini baru diungkap ke publik pada awal Desember 2019.

Dalam sebuah wawancara dengan outlet berita digital pemerintah daerah pada 2 Desember, Alicia Banuelos mengatakan bahwa pusat data tersebut sejauh ini berhasil memulihkan 90 persen dari data yang dienkripsi.

“ Namun masih ada data senilai 7.700 GB yang tidak berhasil dipulihkan, data itu senilai pengumpulan dalam waktu 10 tahun, “ kata Alicia.

Pengelola data center biasanya memiliki antivirus untuk menangkal virus semacam ransomware bitcoin tersebut, soalnya virus itu biasanya memiliki pola tertentu dan mudah dikenali sehingga internet bisa dihentikan agar dampak tidak menyebar. Sayangnya, antivirus itu tidak bekerja di kasus ini.

“ Kami baru mendapatkan informasi pada Selasa, padahal kejadiannya di hari Senin setelah ada pembaruan data antivirus. Sebab, antivirus ternyata tidak mengenali ransomware itu. Ini tentu sangat mengkhawatirkan, karena bisa saja terjadi di perusahaan besar, “ jelas Alicia.

Kasus Peretasan dengan Ransomware Bitcoin

Nampaknya virus ransomware cukup sering digunakan untuk melakukan peretasan ke berbagai akun, baik pemerintah ataupun swasta. Baru-baru ini ransomware turut menyerang 100 panti jompo di Amerika Serikat dan meminta tebusan bitcoin yang tidak sedikit jumlahnya.

Baca Juga : Peretas Gunakan Ransomware Pada 100 Panti Jompo AS Minta Tebusan Bitcoin.

Kembali di bulan Juni, sebuah daerah di Indiana juga membayar peretas ransomware sekitar$130.000 BTC agar sistem bisa dideskripsi.

Hard Fork dilansir dari thenextweb juga melaporkan bahwa ada data center di AS yang terkena Sodinokibi, untaian ransomware terkemuka yang beberapa bulan lalu menghasilkan Bitcoin senilai US$287.000 bagi peretas hanya dalam waktu tiga hari.

Peretas juga menargetkan perusahaan swasta, termasuk keamanan multinasional Spanyol yakni Prosegur yang telah terkena ryuk ransomware dua minggu lalu. 

Selain itu, virus tersebut juga menyerang jaringan radio terbesar di Spanyol yaitu Cadena SER, dan meminta tebusan Bitcoin untuk memulihkan sistemnya.

Sumber

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Anisa Giovanny

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.