Berita Bitcoin · 8 min read

3 Dampak Negatif BRC-20 Pada Ekosistem Bitcoin

Nasib Bitcoin Setelah BRC-20

Standar token BRC-20 mencuri banyak perhatian di industri kripto. Sejak BRC-20 diluncurkan pada Maret 2023, aktivitas jaringan Bitcoin pun meningkat pesat dan biaya transaksi melonjak.

Peningkatan tersebut nyatanya tidak selalu memberikan dampak positif bagi ekosistem Bitcoin, utamanya bagi para pengguna baru Bitcoin.

Baca Juga: Mengenal BRC-20 di Jaringan Bitcoin

Biaya Transaksi Meningkat

Menurut data Dune Analytics, token BRC-20 menyumbang lebih dari 60% dari semua aktivitas transaksi di blockchain Bitcoin pada Selasa (9/5). Data Glassnode pun menunjukkan jumlah transaksi jaringan Bitcoin harian mencapai rekor tertinggi, yaitu mencapai 543.000 transaksi.

Jumlah Transaksi di Jaringan Bitcoin Mingguan
Sumber: Glassnode

Lonjakan aktivitas jaringan berdampak pada peningkatan biaya transaksi. Biaya transaksi rata-rata yang diukur dalam denominasi Bitcoin mendekati level tertinggi dalam tiga tahun terakhir.

Pada 9 Mei, biaya transaksi sedikit lebih tinggi dari 0,0011 Bitcoin, setara dengan lebih dari US$30 atau Rp441.846 untuk satu transaksi Bitcoin.

Kendati biaya transaksi yang mahal, namun positifnya jaringan Bitcoin menjadi semakin aman karena banyaknya penambang yang berpartisipasi dalam blockchain Bitcoin.

Rasio Pendapatan Miner Bitcoin Turun

Mining difficulty atau tingkat kesulitan menambang Bitcoin juga ikut meningkat. Menurut data YCharts mining difficulty Bitcoin saat ini cukup tinggi yaitu 48.01.

Bitcoin mining difficulty. Sumber: Ycharts.

Sementara itu, menurut Glassnode, Rasio Biaya Bitcoin Berganda (Fee Ration Multiple/FRM) juga mengalami penurunan tajam dalam beberapa hari terakhir.

Pada Senin (8/5), rasio tersebut hanya sekitar 2,34, turun dari level tertinggi yang mencapai di atas 68 pada pertengahan April.

Gambar Bitcoin: Fee ratio multiple. Sumber: Glassnode

Rasio Biaya Bitcoin Berganda merupakan perbandingan antara pendapatan penambang Bitcoin dari penerbitan BTC baru dengan pendapatan dari biaya transaksi.

Jadi, secara umum penambang Bitcoin lebih untung jika memperoleh Bitcoin dalam proses penambangan sebesar 6,25 BTC, dibandingkan hanya memproses biaya transaksi jaringan.

Kendati demikian, rendahnya FRM ini menjadi hal positif untuk keberlanjutan Bitcoin setelah seluruh blok selesai ditambang. Sebab, jaringan Bitcoin akan tetap ramai dengan para miner yang memproses transaksi di jaringan meski tidak menghasilkan reward blok. Hal ini pada akhirnya akan membuat jaringan Bitcoin tetap aman.

Interaksi dan Jumlah Alamat Aktif Jaringan Turun

Di sisi lain, peningkatan aktivitas di jaringan Bitcoin ternyata menimbulkan dampak yang kurang menguntungkan bagi aktivitas jaringan lainnya.

Menurut data Glassnode pada 8 Mei 2023, jumlah alamat aktif Bitcoin sebanyak 690.748 pengguna. Jumlah alamat aktif yang berinteraksi dengan jaringan Bitcoin setiap harinya mendekati level terendah selama dua tahun terakhir. Sementara itu, jumlah alamat baru yang berinteraksi mendekati level terendah tahun 2022.

Jumlah Alamat Aktif Bitcoin
Sumber: Glassnode

Hal ini terjadi dikarenakan kenaikan biaya transaksi pada jaringan Bitcoin turut mengurangi permintaan dari pengguna baru yang sudah ada.

Harga Bitcoin Turun

Lonjakan biaya transaksi dan peristiwa seperti penghentian penarikan BTC Binance telah karena jaringan Bitcoin yang macet telah memberikan sentimen negatif pada harga.

Harga BTC saat ini turun di bawah 50DMA dan mendekati posisi terendah bulan lalu. Menurut data Coinmarketcap, saat ini Bitcoin dihargai sebesar US$27.716, turun -3,3% dalam sepekan terakhir.  

Analisa pergerakan harga Bitcoin. Sumber: TradingView

Analis memprediksi bahwa Bitcoin akan turun dan menguji level dukungan utama di pertengahan US$25.000, dengan asumsi harga juga turun di bawah dukungan sekitar US$26.500 hingga US$27.000.

Namun, peristiwa risiko makro yang akan datang berpotensi mengembalikan sentimen positif kepada Bitcoin untuk mencapai US$30.000.

Sentimen Bitcoin juga akan dipengaruhi oleh data inflasi AS yang dijadwalkan rilis pada Kamis (11/5). Jika data tersebut menunjukkan angka inflasi yang lebih lemah dari yang diharapkan, maka harga kripto diperkirakan akan menguat, dengan catatan diikuti oleh kebijakan suku bunga The FED yang dovish (suku bunga turun).

Baca Juga: Harga Bitcoin dan Top Kripto Turun, Imbas Binance dan Ethereum Foundation?

*Artikel ini telah diperbarui pada 12 Mei 2023 dengan menambahkan dampak positif pada poin rasio pendapatan miner turun.

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Anggita Hutami

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.