Consensys PHK 20% Karyawan di Tengah Tekanan Hukum SEC

Consensys, perusahaan di balik pengembangan wallet kripto MetaMask, baru-baru ini mengumumkan langkah pemutusan hubungan kerja (PHK) hingga 20% dari total karyawannya. Keputusan ini diambil di tengah tantangan regulasi yang ketat dan tekanan ekonomi makro yang meluas.

Dalam sebuah postingan blog pada Selasa (29/10/2024), CEO Consensys, Joe Lubin, mengungkapkan bahwa perusahaannya saat ini tengah kesulitan dalam hal pengeluaran biaya akibat tantangan regulasi, terutama dari Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC). Ia menyebut bahwa “penyalahgunaan kewenangan oleh SEC” telah merugikan lapangan kerja serta investasi produktif pada perusahaan.

“Serangan dari pemerintah AS seperti itu pada akhirnya akan merugikan banyak perusahaan yang telah diselidiki, digugat, atau dikirimi Wells Notice, bernilai jutaan dolar AS,” ungkap Lupin.  

Lebih lanjut, sang CEO mencatat bahwa kenaikan suku bunga AS, tekanan inflasi, dan pengetatan likuiditas semakin menciptakan lingkungan ekonomi makro yang “lebih berhati-hati.” Kurangnya kerangka regulasi di beberapa pasar menambah tantangan operasional yang dihadapi perusahaan.

Dengan mempertimbangkan biaya yang harus dikeluarkan untuk menghadapi tantangan-tantangan ini, Consensys memutuskan untuk merestrukturisasi organisasi agar menjadi lebih efektif. Langkah ini berdampak pada pengurangan 162 dari total 828 karyawan yang bekerja di perusahaan.

“Kami sangat berterima kasih atas kontribusi mereka dalam membawa Consensys ke titik ini. Kami berkomitmen untuk memberikan dukungan penuh bagi para karyawan yang terdampak agar dapat melanjutkan perjalanan mereka di tahap berikutnya,” ujar Lubin.

Ke depannya, Consensys akan berfokus pada peningkatan pendapatan inti dengan lebih menitikberatkan pada MetaMask, aktivitas layer-2 Linea, serta layanan Infura yang diklaim sangat penting bagi kelancaran operasional MetaMask.

Baca juga: Berusaha Atur Ethereum Sebagai Sekuritas, SEC Digugat Consensys

Pertarungan Hukum Consensys Versus SEC

Perusahaan kripto yang beroperasi di AS telah menghadapi tekanan dalam beberapa tahun terakhir, di mana kenaikan suku bunga menimbulkan dampak signifikan pada neraca perusahaan, disertai peningkatan penegakan hukum oleh SEC terhadap perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor kripto. 

Pada April 2024, Consensys mengajukan gugatan terhadap SEC yang dianggap berusaha mengatur Ethereum (ETH) yang berada di luar lingkup wewenangnya. Tindakan ini disusul oleh tuntutan SEC terhadap perusahaan, yang dianggap sebagai broker sekuritas yang tidak terdaftar melalui layanan MetaMask Swaps.

Baca juga: Consensys Digugat SEC Terkait Layanan MetaMask

Bukan Satu-Satunya yang Melakukan PHK

Di hari yang sama, pengumuman PHK dari Consensys disusul oleh keputusan serupa dari exchange terdesentralisasi (DEX) dYdX, yang mengurangi 35% dari stafnya. CEO dYdX, Antonio Juliano, menyebut bahwa keputusan ini diperlukan untuk melakukan perubahan arah perusahaan.

“Keputusan untuk memberhentikan sebagian staf adalah pengakuan bahwa perusahaan yang kami bangun berbeda dari arah yang seharusnya dYdX tuju. Kami akan melangkah dengan kejelasan visi dan semangat baru untuk menciptakan hal-hal luar biasa,” ungkap Juliano dalam pernyataannya.

Baca juga: Exchange dYdX v3 Diretas, Harga Token Merosot!