
Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Exchange · 5 min read
Coinbase, exchange kripto terbesar di Amerika Serikat, kini tengah menghadapi gelombang gugatan hukum setelah mengungkap terjadinya insiden kebocoran data pengguna, dengan setidaknya enam gugatan dilayangkan yang menuduh exchange gagal menjaga protokol keamanan data serta menangani insiden tersebut dengan buruk.
Baca juga: Coinbase Jadi Entitas Kripto Pertama Tergabung S&P 500
Kasus yang menggentayangi Coinbase sendiri terjadi pada 11 Mei 2025, ketika perusahaan mengatakan pihaknya mendapatkan sebuah email dari “aktor jahat yang tidak dapat diidentifikasi.”
Dalam laporannya pada 15 Mei, Coinbase merinci bahwa sekelompok peretas mencoba memeras perusahaan dengan tuntutan sebesar US$20 juta. Mereka berhasil menyuap beberapa agen dukungan pelanggan untuk mengakses sistem internal dan mencuri sebagian data akun pengguna.
Data yang dicuri termasuk nama, alamat, nomor telepon, email, empat digit terakhir Social Security Number, identifikasi rekening bank, serta dokumen identitas seperti SIM dan paspor. Selain itu, sebagian informasi akun seperti saldo dan riwayat transaksi juga dilaporkan ikut bocor.
Dari keenam gugatan yang dilayangkan terhadap Coinbase, salah satu gugatan utama diajukan di pengadilan federal New York oleh penggugat bernama Paul Bender pada 16 Mei 2025. Mengutip laporan Cointelegraph, Bender menuduh bahwa Coinbase tidak mampu melindungi data pribadi sensitif jutaan penggunanya dalam insiden peretasan yang melibatkan suap terhadap staf layanan pelanggan internal.
Dalam gugatannya, Bender menyatakan bahwa Coinbase “gagal menerapkan dan mempertahankan sistem keamanan yang layak,” yang menyebabkan risiko serius dan berkelanjutan terhadap pengguna.
Sementara itu, keluhan utama para penggugat adalah bahwa Coinbase tidak segera memberi tahu pengguna tentang insiden tersebut, serta tidak memberikan langkah mitigasi yang berarti. Pengguna tidak diberikan layanan perlindungan identitas maupun panduan konkret untuk mencegah penyalahgunaan data mereka.
Di sisi lain, beberapa gugatan lainnya menyoroti bahwa dampak dari kebocoran ini dapat bersifat jangka panjang bahkan permanen, karena informasi pribadi yang sudah bocor sulit untuk diamankan kembali. Risiko pencurian identitas dan penipuan finansial menjadi ancaman nyata bagi para korban.
Salah satu gugatan menambahkan tuduhan bahwa Coinbase memperoleh keuntungan tidak adil karena dianggap tidak menginvestasikan cukup dana untuk memperkuat sistem keamanannya.
Sementara itu, satu gugatan lainnya diajukan di pengadilan federal California. Selain tuntutan ganti rugi, gugatan ini meminta pengadilan memerintahkan Coinbase untuk menghapus seluruh data sensitif milik pengguna serta menggunakan jasa auditor keamanan independen untuk mengkaji ulang sistem keamanannya.
Coinbase sejauh ini belum memberikan komentar resmi atas gugatan-gugatan tersebut. Namun dalam blog resminya, perusahaan menyatakan bahwa mereka menolak membayar uang tebusan dan berencana mengganti kerugian pengguna yang tertipu akibat insiden ini.
“Coinbase akan secara sukarela mengganti uang pelanggan ritel yang secara keliru mengirim dana ke penipu sebagai akibat langsung dari insiden ini,” tulis Coinbase.
Dalam pengajuan ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC), Coinbase memperkirakan potensi biaya penggantian tersebut bisa mencapai US$180 juta hingga US$400 juta. Perusahaan juga dikabarkan telah memecat sejumlah staf pelanggan berbasis di India, yang diduga terlibat dalam serangan manipulasi terhadap pengguna Coinbase.
Baca juga: Coinbase Diselidiki SEC Terkait Dugaan Manipulasi Jumlah Pengguna
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.