
Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Exchange · 8 min read
Yi He, Co-Founder Binance, baru-baru ini meluruskan sebuah rumor yang menargetkan Binance terkait dugaan permintaan token untuk proses listing di exchange terpusat (CEX) kripto terbesar di dunia itu.
Rumor ini muncul setelah CEO dari perusahaan investasi Moonrock Capital mengklaim bahwa Binance meminta 15% dari total suplai token dari sebuah proyek kripto Tier 1 agar proyek tersebut dapat listing di Binance.
“Setelah membuang waktu lebih dari satu tahun untuk melakukan uji tuntas dengan Binance, mereka akhirnya menerima tawaran listing. Binance meminta 15% dari total pasokan token mereka. Bayangkan membayar US$50-US$100 juta hanya untuk sebuah listing CEX,” tulisnya.
Menurut CEO tersebut, tuntutan seperti ini dianggap memberatkan bagi banyak proyek dan diklaim sebagai salah satu alasan mengapa harga token cenderung turun setelah listing.
Menanggapi hal ini, Yi He mebantah klaim tersebut dalam postingan di X, menyebut bahwa Binance memang memiliki proses seleksi untuk proyek-proyek yang ingin listing di exchange, namun tidak pernah meminta persentase token atau sejumlah dana tertentu.
“Jika proyek tidak lulus proses seleksi, berapa pun jumlah uang atau token yang ditawarkan, proyek tersebut tidak akan di-listing,” tulis Yi He.
Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa meskipun aturan untuk Binance Launchpool dan airdrop sudah jelas dan transparan, keterbukaan ini tidak berarti bahwa proyek yang bersedia melakukan airdrop akan otomatis bisa listing di platformnya.
“FUD tidak akan pernah hilang, tetapi hal ini justru membuat kami lebih kuat,” tulis Yi He.
Baca juga: Binance Ungkap Strategi Hadapi Regulasi Kripto di Asia
Penyataan CEO Moonrock Capital tersebut telah memicu perdebatan panjang di komunitas Crypto Twitter terkait kebijakan biaya listing di platform CEX. Adapun pernyataannya turut mengundang perhatian CEO Coinbase, Brian Armstrong, yang menyatakan bahwa proses listing di Coinbase tidak dikenakan biaya.
Kendati demikian, pernyataan Armstrong mengundang sanggahan dari pendiri Fantom, Andre Cronje, yang mengklaim bahwa Coinbase justru pernah meminta pembayaran hingga US$30 juta sampai US$300 juta dalam beberapa waktu terakhir.
Cronje menambahkan bahwa Binance yang hingga saat ini tidak memungut biaya listing dari Fantom. Pandangan ini mendapat dukungan dari pendiri jaringan Tron, Justin Sun yang mengklarifikasi bahwa Binance tidak memungut biaya sepeserpun kepada proyeknya.
Sebaliknya, Sun melaporkan pengalaman serupa terhadap Coinbase, di mana exchange tersebut meminta biaya hingga 500 juta token TRX bernilai US$80 juta dan deposit Bitcoin senilai US$250 juta di Coinbase Custody sebagai syarat kinerja.
“Banyak rasa hormat. Tapi ini sama sekali tidak benar,” tulis Sun dalam komentarnya terhadap postingan Armstrong.
Hingga kini, Armstrong sendiri belum memberikan pernyataan lanjutan terhadap bantahan tersebut.
Baca juga: Binance Bantah Terlibat Kasus Hack Exchange di India
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.