
Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
AI · 8 min read
CEO Tether, Paolo Ardoino, memprediksi dunia akan segera memasuki era machine-to-machine commerce dalam skala besar. Di masa depan, aset kripto seperti USDT dan Bitcoin diperkirakan akan menjadi tulang punggung ekonomi digital yang dijalankan antar mesin secara otomatis.
Menurut laporan The Block pada Rabu (25/6/2025), Ardoino memperkirakan bahwa hingga satu triliun AI agent akan menggunakan aset berbasis blockchain untuk bertransaksi secara mandiri dalam 15 tahun ke depan.
“Saya percaya bahwa di masa depan, setiap agen AI akan punya wallet digital sendiri, dan wallet itu harus bersifat self-custodial. Kita akan melihat satu triliun agen seperti ini dalam 15 tahun,” jelas Ardoino.
Ia juga menyebutkan bahwa institusi keuangan tradisional seperti JPMorgan kemungkinan besar tidak akan membuka rekening bank untuk entitas otonom seperti autonomous bot.
Baca juga: CFX Coret 291 Token dari Daftar Aset Kripto Legal di Indonesia, Cek di Sini!
Perlu diketahui, AI agent adalah perangkat lunak otonom yang dapat berinteraksi langsung dengan sistem lain tanpa campur tangan manusia. Banyak pengamat menilai bahwa agen-agen ini akan memainkan peran penting dalam infrastruktur digital masa depan.
Seiring meningkatnya dominasi AI dalam aktivitas daring, kebutuhan akan sistem pembayaran yang cepat, aman, dan lintas batas juga akan meningkat. Dalam konteks ini, aset kripto seperti stablecoin dan Bitcoin menjadi solusi paling relevan.
Tether sendiri telah menyiapkan infrastruktur yang mendukung tren ini. Pada November 2023, mereka meluncurkan Wallet Development Kit (WDK) yang memungkinkan pengembang membangun non-custodial wallet secara fleksibel dan efisien, cocok untuk ekosistem AI yang bersifat otonom.
“Saya rasa JPMorgan tidak akan membuka rekening untuk agen AI. Jadi, mereka akan menggunakan stablecoin dan Bitcoin untuk bertransaksi,” tegas Ardoino.
Menurutnya, USDT menjadi pilihan utama karena telah digunakan secara luas oleh para pelaku pasar sebagai alat tukar digital.
Berdasarkan data CoinMarketCap, nilai pasar stablecoin saat ini mencapai US$256,5 miliar. Dari jumlah tersebut, lebih dari separuhnya dikuasai oleh USDT milik Tether, dengan kapitalisasi pasar mencapai US$156,7 miliar.
Baca juga: Senat AS Loloskan Regulasi Stablecoin lewat RUU GENIUS
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.