Berita Bitcoin · 5 min read

Bitcoin Tembus Rekor Tertinggi Baru di Atas US$112.000!

Bitcoin
Coinvestasi Ads Promo Coinfest Asia 2025

Harga Bitcoin kembali mencetak rekor tertinggi, melampaui level psikologis US$112.000 pada Kamis dini hari, 10 Juli 2025. Lonjakan ini terjadi di tengah meningkatnya permintaan global terhadap aset berisiko, termasuk kripto.

Dalam 24 jam terakhir, harga Bitcoin naik dari sekitar US$108.000 ke rekor tertinggi di atas US$112.000 di berbagai platform exchange, mencatatkan kenaikan harian sekitar 2%. Kenaikan ini turut mendorong kapitalisasi pasar Bitcoin naik ke angka US$2,22 triliun.

Namun, hingga artikel ini ditulis, harga Bitcoin sedikit terkoreksi ke US$111.400 menurut data CoinMarketCap.

Grafik harga Bitcoin dalam 24 jam terakhir. Sumber: CoinMarketCap

Pergerakan positif Bitcoin juga diikuti oleh reli altcoin besar lainnya: Ethereum (ETH) naik 6%, XRP 4%, Solana (SOL) 4%, Dogecoin (DOGE) 6%, Sui (SUI) 7%, dan Stellar (XLM) 12%. Secara keseluruhan, kapitalisasi pasar kripto global naik 3% dan kini berada di kisaran US$3,5 triliun.

Lonjakan harga ini turut memicu gelombang likuidasi pada posisi short, yaitu trader yang bertaruh harga akan turun. Berdasarkan data dari CoinGlass, lebih dari US$445 juta posisi short terlikuidasi dalam 24 jam terakhir, dari total likuidasi sebesar US$507 juta.

Baca juga: AS Kenakan Tarif Impor 32% untuk Indonesia Mulai Agustus 2025, Apa Dampaknya ke Industri Kripto?

Tekanan Ekonomi Global Jadi Pendorong Utama

Menurut laporan Bloomberg, penguatan harga Bitcoin dalam beberapa hari terakhir dipengaruhi oleh sikap pasar terhadap kebijakan tarif baru dari pemerintahan Trump. Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, mengonfirmasi bahwa tarif impor yang diumumkan pada April akan mulai berlaku 1 Agustus untuk negara-negara tanpa perjanjian dagang dengan AS, termasuk Indonesia yang terdampak tarif hingga 32%.

Bessent juga menambahkan bahwa tarif bisa kembali ke tingkat semula jika negosiasi berhasil sebelum tenggat waktu tersebut.

Sentimen pasar juga dipengaruhi oleh pernyataan Elon Musk yang menyebut bahwa partai politik barunya, America Party, akan mendukung penggunaan Bitcoin.

Sementara itu, minat institusional terhadap Bitcoin semakin kuat. Menyusul strategi akumulasi BTC oleh perusahaan teknologi besar, sejumlah perusahaan juga mulai melakukan pembelian Bitcoin untuk cadangan kas mereka.

Mengutip Cointelegraph, analis dari Bitfinex menilai bahwa reli Bitcoin saat ini berbeda dari reli sebelumnya yang banyak ditopang oleh leverage berisiko tinggi.

“Konvergensi antara akumulasi on-chain dan arus order off-chain dari exchange menciptakan gambaran menarik. Reli kali ini ditopang oleh aliran modal nyata, bukan sekadar spekulasi berbasis leverage,” tutur mereka.

Bitfinex juga menekankan pentingnya dominasi pembelian spot untuk mempertahankan momentum positif dalam beberapa minggu ke depan.

Di antara alasan lainnya, Katalin Tischhauser, Head of Research di Sygnum Bank, mengaitkan kenaikan harga Bitcoin dengan penguatan narasi sebagai aset safe haven di tengah kekhawatiran terhadap depresiasi mata uang fiat.

“Bitcoin menunjukkan performa sebagai pelindung nilai. Ini didukung pengesahan Bitcoin Reserve Bill pertama oleh negara bagian AS, mengikuti kebijakan cadangan Bitcoin federal yang ditetapkan melalui Executive Order,” katanya.

Tischhauser juga mencatat bahwa cadangan Bitcoin di exchange global terus menurun. Data dari Glassnode menunjukkan jumlah Bitcoin yang tersimpan di exchange turun dari 3,11 juta BTC pada Maret menjadi 2,99 juta BTC per 21 Mei 2025. Penurunan ini menjadi sinyal kuat bahwa investor memilih menyimpan asetnya dalam jangka panjang.

Pada hari yang sama, pasar saham teknologi juga menunjukkan penguatan. Indeks Nasdaq mencetak rekor penutupan tertinggi, seiring lonjakan saham Nvidia yang sempat menyentuh kapitalisasi pasar US$4 triliun. Investor tampak mengabaikan kekhawatiran tarif dan memilih mengalihkan modal ke aset pertumbuhan seperti saham teknologi. Pola ini secara historis juga berkorelasi dengan reli pasar kripto.

Sejumlah analis kini memperkirakan tren kenaikan harga Bitcoin akan terus berlanjut di paruh kedua tahun ini. Salah satu pendorong utama adalah percepatan pembelian Bitcoin oleh perusahaan-perusahaan besar dan potensi pengesahan regulasi kripto oleh Kongres AS yang bisa memberikan kepastian hukum lebih luas terhadap industri ini.

Baca juga: Ini Alasan Bitcoin dan XRP Tetap Stabil, Sementara Ethereum Makin Volatil

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Dilla Fauziyah

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Coinvestasi Ads Promo Coinfest Asia 2025
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.