Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Bitcoin · 7 min read
Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Bitcoin (BTC) berhasil mencapai tonggak penting dengan menembus level harga US$94.000, melampaui rekor sebelumnya yang tercatat pasca pemilihan umum presiden Amerika Serikat.
Kenaikan harga ini dimulai sejak akhir pekan lalu, ketika Bitcoin bangkit dari level US$87.000 dan mencapai US$90.000 pada 16 November. Tren positif ini terus berlanjut hingga akhirnya Bitcoin mencapai puncak baru di US$94.000 pada 20 November. Namun saat artikel ini ditulis, harga Bitcoin telah terkoreksi ke level US$92.000.
Rekor terbaru ini menggeser catatan tertinggi sebelumnya di angka US$93.000, yang dipicu oleh euforia pasar setelah kemenangan Donald Trump dalam pemilu AS pada 5 November lalu. Harapan terhadap kebijakan ekonomi yang mendukung adopsi teknologi blockchain dan kripto dari pemerintahan Trump menjadi katalis utama lonjakan ini.
Baca juga: Bitcoin Cetak Rekor Tertinggi Baru di US$93.000
CEO CryptoQuant, Ki Young Ju, menyebut bahwa Bitcoin kini memasuki “fase euforia” sebagai bagian dari reli Bitcoin saat ini yang terus mempertahankan level di atas US$90.000.
Dalam postingan di X pada Selasa (19/11), ia menjelaskan bahwa 99,3% dari unspent transaction output (UTXO) Bitcoin saat ini berada dalam kondisi profit, menandakan mayoritas pelaku pasar menikmati keuntungan besar.
Fase euforia ini diyakini telah dimulai dua pekan lalu, bertepatan dengan pemilu AS. Young Ju memprediksi bahwa fase ini dapat berlangsung selama tiga hingga 12 bulan ke depan. Namun, ia juga mengingatkan bahwa bertaruh melawan tren bullish, seperti melakukan shorting pada Bitcoin saat ini, merupakan langkah yang sangat berisiko.
“Shorting Bitcoin sekarang seperti mencoba menangkap puncak pasar atau bertaruh melawan reli pada dasar tren bullish yang parabolis,” jelasnya.
Di sisi lain, analis kripto Ali Martinez menyampaikan pandangan optimistis terhadap potensi harga Bitcoin di masa mendatang, dengan aset kripto tersebut yang berpeluang mencapai level US$138.000 sebelum mengalami koreksi signifikan.
Analisis Martinez tersebut didasarkan pada pola sejarah bull run sebelumnya, seperti yang terjadi pada 2017 ketika Bitcoin melonjak 156% sebelum terkoreksi sebesar 39%. Hal serupa terjadi pada 2020, saat Bitcoin naik 121% sebelum terkoreksi 32%.
Menurutnya, pola serupa tampak mulai terulang dalam siklus saat ini. Bitcoin telah menghabiskan beberapa pekan terakhir dalam fase konsolidasi setelah menembus rekor sebelumnya. Hal ini mengindikasikan potensi kenaikan harga lebih lanjut sebelum akhirnya terjadi koreksi besar.
Baca juga: Market Cap Kripto Diprediksi Tembus US$10 Triliun di Era Pemerintahan Trump
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.