Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Bitcoin · 7 min read

Harga Bitcoin (BTC) kembali tergelincir ke level psikologis US$100.000 pada Rabu (5/11/2025), menandai posisi terendah sejak akhir Juni di tengah koreksi meluas di pasar aset kripto global.
Menurut data CoinMarketCap, Bitcoin turun dari sekitar US$107.200 hingga mencapai US$98.900 sebelum rebound tipis ke kisaran US$100.900 saat artikel ini ditulis. Penurunan tajam ini turut menekan kapitalisasi pasar Bitcoin ke US$2,01 triliun.

Tidak hanya Bitcoin, aset kripto utama lainnya juga ikut tertekan. Ethereum (ETH) anjlok hingga 10% ke level US$3.200, disusul XRP dan BNB yang masing-masing turun 6%, serta Solana (SOL) yang melemah 8% dalam periode yang sama.
Deretan meme coin besar juga tak luput dari tekanan jual. Dogecoin (DOGE) dan Shiba Inu (SHIB) masing-masing turun 4%, sementara Pepe (PEPE) melemah 3%.
Secara keseluruhan, kapitalisasi pasar kripto global tercatat menyusut 5% menjadi US$3,36 triliun, menandakan meluasnya aksi jual di seluruh segmen pasar.
Baca juga: Bitcoin Merosot ke US$104.000, Indeks Kripto Jatuh ke Ketakutan Ekstrem
Penurunan harga yang tajam turut memicu gelombang likuidasi besar-besaran di pasar derivatif kripto. Data Coinglass mencatat total nilai likuidasi mencapai US$2 miliar dalam 24 jam terakhir, dengan posisi long mendominasi sebesar US$1,68 miliar.
Bitcoin dan Ethereum menjadi dua aset dengan jumlah likuidasi terbesar, disusul oleh Solana. Secara total, lebih dari 488.000 trader terdampak likuidasi dalam satu hari perdagangan.

Baca juga: Altcoin Ambruk, Likuidasi Kripto Tembus Rp21 Triliun
Dalam satu bulan terakhir, Bitcoin telah terkoreksi lebih dari 20% dari rekor tertingginya di atas US$126.000 yang dicapai pada awal Oktober.
Penurunan terbaru bahkan menembus titik terendah yang pernah terjadi pada 10 Oktober, ketika pasar mengalami salah satu likuidasi terbesar dalam sejarah kripto, menjatuhkan harga BTC dari US$120.000 ke US$103.000 hanya dalam hitungan jam.
Sejak saat itu, setiap upaya pemulihan di atas US$110.000 selalu berujung pada aksi jual cepat, memperkuat tren bearish jangka pendek.
Salah satu faktor utama yang memperparah tekanan adalah sikap hawkish Federal Reserve pada akhir Oktober. Ketua The Fed, Jerome Powell, menegaskan bahwa peluang untuk pemangkasan suku bunga pada Desember kini semakin kecil, membuat pasar global merespons negatif.
Sikap hati-hati bank sentral AS tersebut kembali menekan selera risiko investor, menyebabkan volatilitas meningkat di seluruh pasar, termasuk aset kripto.
Baca juga: Strategy Kini Kuasai 641.205 Bitcoin Bernilai Rp1.145 T
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.