
Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Bitcoin · 6 min read
Bitcoin (BTC), aset kripto terbesar di dunia, kembali melemah hingga menyentuh level US$115.000, setelah rilis data makroekonomi Amerika Serikat yang mengecewakan terus menekan kepercayaan investor.
Menurut data CoinMarketCap pada Senin (18/8/2025), Bitcoin tercatat turun dari kisaran US$118.000 ke level terendah harian di sekitar US$115.300, atau melemah lebih dari 2% dalam 24 jam terakhir. Penurunan ini juga menyeret kapitalisasi pasar BTC hingga anjlok menjadi US$2,29 triliun.
Dengan harga saat ini, Bitcoin sudah terkoreksi lebih dari 7% dibanding rekor tertingginya di kisaran US$124.400 yang dicapai pada 14 Agustus 2025.
Baca juga: Metrik Bitcoin Ini Beri Sinyal Bull Run Segera Dimulai
Vincent Liu, Chief Investment Officer Kronos Research, mengatakan penurunan harga Bitcoin kali ini merupakan cerminan sikap hati-hati investor terhadap inflasi AS yang lebih tinggi dari perkiraan.
“Inflasi yang lebih panas mengurangi harapan pemangkasan suku bunga The Fed, memperkuat dolar AS, dan mendorong perilaku risk-off di pasar,” jelas Liu, seperti dikutip dari The Block.
Sebelumnya, reli Bitcoin yang sempat dipicu data Indeks Harga Konsumen (CPI) AS lebih rendah dari ekspektasi, berakhir singkat setelah data Indeks Harga Produsen (PPI) AS untuk Juli menunjukkan kenaikan 3,3% secara tahunan, lebih tinggi dari prediksi analis. Hal ini membuat peluang pemangkasan suku bunga pada September semakin mengecil.
“Banyak trader saat ini memilih menunggu sinyal makro dan kripto yang lebih jelas sebelum kembali masuk pasar,” tambah Liu.
Selain faktor inflasi, sentimen pasar juga semakin tertekan setelah Menteri Keuangan AS, Scott, menegaskan bahwa pemerintah tidak berencana membeli Bitcoin sebagai cadangan strategis. Sebagai gantinya, mereka akan mencari opsi yang lebih “netral terhadap anggaran” untuk memperluas cadangan negara.
Meski pasar kripto tengah tertekan, data ETF spot menunjukkan investor institusi belum sepenuhnya keluar dari pasar. Rachael Lucas, analis kripto di BTC Markets, menilai pelemahan harga saat ini lebih disebabkan oleh rotasi modal, bukan hilangnya keyakinan investor.
“Meski aliran dana harian menurun, keterlibatan institusi tetap substansial. Ini menandakan investor lebih memilih konsolidasi ke produk berbiaya rendah dibanding benar-benar keluar dari pasar,” kata Lucas.
Data SoSoValue mencatat, pada perdagangan tanggal 15 Agustus, dana keluar tercatat dari ETF Bitcoin milik Grayscale dan Ark Invest, sementara ETF BlackRock yakni IBIT justru masih mencatat arus masuk positif.
Secara teknikal, Bitcoin kini memiliki level support penting di kisaran US$115.000 dan US$112.500. Jika level ini ditembus, harga berisiko melanjutkan penurunan ke arah US$110.000.
Baca juga: Bitcoin Pecah Rekor Baru, Harga Tembus US$124.000
Pelemahan Bitcoin juga menyeret altcoin besar lainnya. Ether (ETH) turun lebih dari 4% ke level US$4.276 setelah sebelumnya berada di atas US$4.700. XRP (XRP) dan Solana (SOL), yang sempat mencatat reli signifikan, kini terkoreksi 4%-5% dalam 24 jam terakhir.
Secara keseluruhan, kapitalisasi pasar kripto global turun 3% menjadi sekitar US$3,89 triliun. Meski begitu, indeks Fear and Greed kripto masih menunjukkan skor 60 dari 100, menandakan sentimen pasar berada di level greed atau kerakusan.
Ke depan, pelaku pasar akan menanti agenda makroekonomi AS sebagai pemicu utama arah pergerakan harga. Simposium Jackson Hole yang digelar pekan ini diperkirakan menjadi sorotan, karena nada dovish dari The Fed bisa kembali membangkitkan minat risiko.
Selain itu, arus masuk ETF spot dan alokasi dari korporasi besar dipandang dapat memberikan penopang harga di tengah volatilitas. Data klaim pengangguran awal AS yang akan dirilis pada 21 Agustus 2025 juga disebut sebagai faktor penting dalam menentukan arah pergerakan Bitcoin selanjutnya.
Baca juga: SEC Tunda Keputusan Dua ETF Solana Hingga Oktober 2025
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.