Metrik Bitcoin Ini Beri Sinyal Bull Run Segera Dimulai

Bitcoin (BTC), aset kripto terbesar di dunia, kembali mencatat rekor menembus US$124.000. Lonjakan ini semakin memperkuat sentimen bahwa pasar kripto sedang memasuki fase awal bull market yang berpotensi berlanjut dalam jangka panjang.

Data on-chain Glassnode yang dikutip dari CoinDesk menunjukkan salah satu indikator penting di balik pandangan optimis tersebut adalah realized price. Indikator ini menghitung nilai total seluruh Bitcoin berdasarkan harga terakhir saat berpindah secara onchain, lalu dibagi dengan jumlah koin yang beredar.

Saat ini, realized price berada di US$51.888, melampaui 200-week moving average (200WMA) yang berada di US$51.344. Bagi analis teknikal, 200WMA sering dianggap sebagai garis pemisah antara tren bear market dan bull market jangka panjang.

Sejarah mencatat, ketika realized price bergerak di atas 200WMA dan terus menanjak, seperti pada siklus bull market 2017 dan 2021, harga Bitcoin cenderung mengalami reli panjang.

Baca juga: Bitcoin Pecah Rekor Baru, Harga Tembus US$124.000

Sinyal Kebangkitan Pasar?

Level 200WMA berfungsi sebagai area support jangka panjang yang selama ini menjadi dasar harga pada fase bear market. Level ini hanya pernah ditembus pada periode tekanan pasar ekstrem, salah satunya pada akhir 2022 ketika kejatuhan FTX mengguncang industri kripto.

Pada Juni 2022, realized price bahkan sempat turun di bawah 200WMA dan bertahan di bawahnya hampir tiga tahun sebelum kembali menembusnya pada 2025.

Kembalinya harga Bitcoin di atas 200WMA menjadi sinyal kuat bahwa kepercayaan investor mulai pulih dan struktur pasar mulai bergeser ke arah positif. Jika pola historis kembali terulang, perkembangan teknikal ini bisa menjadi awal dari reli yang lebih panjang.

Baca juga: 5 Alasan Harga Ethereum Berpeluang Tembus US$5.000