Berita Altcoins · 7 min read

Biaya Transaksi Bitcoin dan Ethereum Naik, Layer-2 Bisa Jadi Solusi?

Gas fee eth dan btc

Kenaikan harga Bitcoin ke level US$37.000 dan Ethereum ke US$2.000 diikuti pula dengan melonjaknya biaya transaksi jaringan di kedua blockchain aset tersebut. 

Gas fee Ethereum sempat melonjak pada Kamis malam (09/11) hingga 155 gwei atau setara dengan US$6,6 dalam waktu singkat.  Kemudian, rata-rata biaya transaksi di Ethereum juga naik ke angka US$10,5, sebelumnya pada 8 November berada di angka US$7.

Baca juga: Harga BTC Melesat, Dinamika Pasar Bitcoin Alami Perubahan

Meningkatnya gas fee ini menyebabkan biaya transaksi smart contract  ikut naik salah satunya adalah melakukan swap ke Uniswap dibebankan biaya hingga US$135.

Kenaikan biaya transaksi tersebut pun telah mendorong para pendukung Solana dan blockchain lainnya untuk memamerkan betapa lebih murahnya transaksi di masing-masing blockchain tersebut.

Salah satu pengguna X (sebelumnya Twitter), “Bobby Apelrod” mencatat bahwa Solana hanya mengenakan biaya US$55-60 per menit untuk semua pengguna Solana, sementara setiap “pengguna Ethereum yang malang” harus membayar sebesar itu untuk satu transaksi.

Baca juga: Lebih dari 60 Ribu ETH di Bridge ke Proyek Layer-2 Base

Biaya transaksi di Ethereum mencapai puncaknya pada US$196 pada bulan Mei. 1 Agustus 2022, sementara biayanya secara konsisten di atas US$20 antara Agustus 2021 dan Februari 2022.

Biaya Transaksi di Blockchain Bitcoin

Di sisi lain, pengguna Bitcoin juga melaporkan biaya sekitar US$10 untuk transaksi prioritas tinggi. Meskipun biaya ini relatif rendah, rata-rata biaya transaksi Bitcoin (BTC) berkisar sekitar US$1 selama tiga bulan terakhir, menurut BitInfoCharts. Biaya BTC belum setinggi ini sejak bulan Mei.

Tingginya biaya transaksi ini pun turut menjadi perhatian komunitas kripto X (dulu Twitter), salah satunya adalah akun @hlopez yang turut memberikan tangkapan layar soal biaya transaksi di Bitcoin.  

“Bagaimana hal ini membantu populasi yang tidak memiliki rekening bank dan berpenghasilan rendah,” cuitnya. 

Harga biaya jaringan ini bersifat dinamis dan merupakan hasil efek dari kepadatan jaringan blockchain. Umumnya ini terjadi ketika pasar memasuki bull market yang akan membuat transaksi di jaringan blockchain dengan skalabilitas belum maksimal akan mengalami kemacetan yang bisa membuat transaksi menjadi lebih mahal. Pada akhirnya situasi ini dapat merugikan investor yang memiliki modal transaksi terbatas. 

Baca juga: Apa itu Gas Fee dalam Blockchain Ethereum?

Layer-2 Bisa Jadi Solusi? 

Salah satu solusi yang ramai digaungkan untuk mengatasi masalah skalabilitas yang menyebabkan biaya transaksi yang melonjak ketika blockchain alami kepadatan adalah layer-2.  

Layer-2 adalah protokol yang dibangun di atas blockchain yang sudah ada (lapisan dasar). Mereka bertujuan untuk mengatasi masalah skalabilitas yang dihadapi banyak blockchain, khususnya Bitcoin dan Ethereum.

Layer-2 menangani transaksi di luar rantai utama. Hal ini mirip dengan mengalihkan lalu lintas dari jalan raya yang sibuk ke rute yang lebih cepat dan tidak terlalu padat.

Setelah memproses beberapa transaksi secara off-chain, protokol layer-2 mengelompokkannya bersama-sama sebelum menyelesaikannya di blockchain utama. Pengelompokan ini berarti lebih sedikit transaksi individu yang dicatat pada layer-1, sehingga menurunkan biaya.

Penanganan transaksi di luar rantai utama ini membuat solusi layer-2 dapat menawarkan kecepatan transaksi lebih cepat dan biaya lebih rendah, menjadikannya ideal untuk transaksi kecil sehari-hari.

Di Bitcoin peran ini dilakukan oleh Lightning Network, sedangkan untuk Ethereum perannya dilakukan oleh Arbitrum, Optimism, dan Polygon.

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Anisa Giovanny

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.