
Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Industri · 8 min read
Sebuah alamat yang diduga terhubung dengan DBS, bank terbesar di Singapura, menunjukkan bahwa perusahaan saat ini memegang 173.388 Ether (ETH) senilai sekitar US$649,8 juta atau setara Rp10,5 triliun.
Menurut data Nansen, total kepemilikan ini menjadikan DBS sebagai salah satu whale Ethereum. Bank tersebut diperkirakan telah menghasilkan lebih dari US$200 juta dari kepemilikan ETH-nya.
Namun, seorang juru bicara DBS menyangkal bahwa DBS merupakan whale, dengan mengatakan bahwa pihaknya “tidak memiliki posisi ini dalam pembukuan bank.”
Baca juga: 5 Tahun Tidak Aktif, Whale Ethereum Ini Pindahkan Aset Rp436 Miliar
Beberapa anggota komunitas kripto berspekulasi bahwa ETH yang dimiliki DBS mungkin berasal dari exchange digital DBS untuk nasabah atau investor terakreditasi, yakni individu atau entitas yang memenuhi kriteria tertentu yang ditetapkan oleh otoritas keuangan.
Pengguna X, Kirby O., menyatakan bahwa “DBS memiliki exchange digital untuk investor terakreditasi yang telah ditayangkan” dan “kemungkinan ETH diadakan atas nama investor ini dan bukan investasi bank.”
Di sisi lain, analis Nansen, Edward Wilson, yakin bahwa alamat tersebut terkait dengan DBS, dengan mengatakan informasi itu berasal dari sumber yang dapat dipercaya. DBS diduga memiliki private key untuk wallet tersebut dan kemungkinan besar itu adalah bagian dari layanan kustodian perusahaan.
“Ini mungkin mirip dengan bagaimana kita melihat institusi, baik kripto asli seperti Binance atau Coinbase yang menyimpan dana atas nama pengguna mereka, maupun institusi non-kripto yang menyimpan aset digital untuk klien mereka. Institusi tersebut dapat menjadi kustodian dan bertanggung jawab untuk mengelola keamanan dana,” kata Wilson, seperti yang dikutip dari Decrypt.
Baca juga: Bank Federal Terbesar di Jerman Buka Layanan Kustodian Kripto
DBS memiliki rekam jejak panjang sebagai pengadopsi awal kripto. Pada Desember 2020, DBS menjadi bank pertama di Asia yang meluncurkan exchange digitalnya sendiri, yakni DBS Digital Exchange (DDEx).
DDEx memungkinkan investor institusional dan investor terakreditasi untuk memasuki ekosistem tokenisasi, perdagangan, dan kustodian yang terintegrasi penuh untuk aset digital, termasuk kripto.
Adapun pada Juli 2023, anak perusahaan DBS yakni Bank DBS Tiongkok telah meluncurkan alat transaksi yuan digital (e-CNY) yang memungkinkan pebisnis untuk mengumpulkan pembayaran pelanggan dalam e-CNY, dan secara otomatis melakukan penyelesaian yang kemudian langsung disetorkan ke rekening bank fiat.
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.