Berita Blockchain · 6 min read

Bank Sentral Berlomba-lomba Terbitkan Mata Uang Digital, Kian Menjadi Isu Hangat!

Isu akhir-akhir ini yang sedang tren adalah apakah perlu bank sentral menerbitkan mata uang digital. Hal ini menjadi topik hangat yang sedang dibicarakan dalam industri blockchain saat ini.

Sebut saja contoh dari bank sentral Tiongkok, AS, Finladia, Swedia, Belanda, dan lain sebagainya, sedang memantau dan mempelajari ekosistem blockchain dan mata uang digital secara mendalam di tahun 2020 ini.

Di kawasan asia, perkembangan blockchain dan mata uang digital terpusat di Asia Timur, yang memang seperti diketahui terdiri dari beberapa negara maju seperti Korea Selatan, Jepang, Tiongkok, dll. Salah satu negara Asia yang mendapat sorotan yang paling banyak terkait perkembangan blockchain di negaranya adalah Tiongkok. Mengapa?

Sebab, Tiongkok ingin menjadi negara terdepan di dunia dalam adopsi blockchain di negaranya, hal ini tidak terlepas dari dukungan pemerintah Tiongkok dan presiden mereka, Xi Jinping.

Bahkan Tiongkok memiliki target jangka panjang yakni menjadi “pemimpin dunia di AI di 2030 mendatang”, di mana Tiongkok saat ini sudah mulai mengembangkan jaringan 6G, yang mana untuk jaringan 5G saja di banyak negara seperti Indonesia belum tersedia hingga saat ini.

Kembali lagi ke topik utama pembahasan kita di artikel ini adalah banyaknya bank sentral yang mulai melirik mata uang digital. Di antara bank-bank sentral yang mulai tertarik dengan ekosistem mata uang digital, People’s Bank of China yang secara terang-terangan siap untuk merilis mata uang digitalnya.

Bahkan pembuatan mata uang digital itu sendiri sudah dirumuskan selama 5 tahun, nantinya dalam rilis token digitalnya, People’s Bank of China dan bank komersial akan menjadi penerbit yang sah.

Selain itu, Risksbank juga memiliki ide yang sama untuk melakukan eksplorasi lebih lanjut mengenai penerbitan mata uang digital sebagai alternatif dari penggunaan uang tunai.

Namun, isu yang saat ini berkembang terkait penerbitan mata uang digital di bank sentral masih menjadi tanda tanya besar bagi Analis Pasar Senior Mati Greenspan.

Dikutip CNBC, ia masih bingung dengan keuntungan dan manfaat jika bank sentral menerbitkan mata uang digital dan mengganti sistem bank yang lama. Karena pada dasarnya, penerbitan mata uang digital di bank sentral ini berbeda dengan cryptocurrency.

Namun, berdasarkan IBM, penggunaan mata uang digital bank sentral, merupakan hal yang potensial untuk meningkatkan kecepatan dan menekan biaya. Terutama, dapat mengurangi risiko operasional karena aset finansial bisa  menjadi token digital dan tersimpan pada teknologi buku besar yang didistribusikan (DLT)

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Dhila Rizqia

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.