
Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Bitcoin · 5 min read
JPMorgan, bank terbesar di Amerika Serikat, berencana untuk segera mengizinkan klien mereka untuk membeli Bitcoin, aset kripto terbesar di dunia, dengan batasan tertentu.
“Kami akan mengizinkan Anda untuk membelinya. Tapi kami tidak akan menyimpannya. Kami hanya akan mencantumkan kepemilikan tersebut dalam laporan nasabah,” ujar CEO JPMorgan, Jamie Dimon, seperti yang dikutip dari CNBC pada Senin (19/5/2025).
Di samping itu, JPMorgan juga dilaporkan akan mulai menawarkan akses ke produk Exchange-Traded Fund (ETF) Bitcoin spot bagi klien mereka. Sebelumnya, eksposur kripto JPMorgan terbatas pada produk derivatif berbasis kontrak berjangka, bukan kepemilikan langsung aset digital.
Baca juga: Analis Ungkap Bitcoin Bersiap Cetak Golden Cross di Tengah Tren Bullish
Meskipun JPMorgan mulai memberikan akses ke Bitcoin, Dimon menegaskan bahwa pandangannya terhadap aset ini tidak berubah. Ia kembali menyuarakan kekhawatiran yang sama, termasuk isu pencucian uang, kurangnya kejelasan kepemilikan, hingga penyalahgunaan kripto dalam kejahatan seperti perdagangan manusia dan terorisme.
“Saya tidak berpikir Anda seharusnya merokok, tapi saya akan membela hak Anda untuk merokok. Saya juga membela hak Anda untuk membeli Bitcoin,” ujar Dimon, menggunakan analogi untuk menegaskan sikapnya yang skeptis tapi tidak melarang.
Sikap Dimon terhadap Bitcoin selama bertahun-tahun memang terkenal keras. Pada puncak bull market tahun 2021, ia menyebut Bitcoin “tidak bernilai.” Dalam sidang dengar pendapat Senat AS akhir 2023, ia menyatakan bahwa satu-satunya kegunaan nyata Bitcoin adalah untuk aktivitas kriminal seperti penyelundupan narkoba dan penghindaran pajak.
Pernyataan paling ekstrem disampaikan pada World Economic Forum di Davos awal 2024. Saat itu, Bitcoin baru saja menembus harga US$100.000 untuk pertama kalinya, namun Dimon tetap bergeming. Ia menyebut Bitcoin “tidak melakukan apa-apa” dan menjulukinya sebagai “batu peliharaan atau pet rock.”
Langkah JPMorgan ini menyusul keputusan rivalnya yakni Morgan Stanley yang telah lebih dulu memberikan akses ETF Bitcoin spot kepada klien terpilih. Sejak diluncurkan pada Januari 2024, data Farside Investors menunjukkan produk ETF Bitcoin spot di AS telah menarik arus dana masuk hingga mencapai total US$42,4 miliar, sinyal kuat terhadap minat institusional yang semakin meningkat terhadap aset digital ini.
Baca juga: 3 Sinyal Penting Bitcoin yang Patut Dipantau Pekan Ini
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.