
Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Bitcoin · 8 min read
Co-Founder exchange kripto BitMEX, Arthur Hayes, memperkuat prediksinya terhadap harga Bitcoin, yang dipreoyeksikan bisa mencapai harga US$1 juta pada 2028.
“Sudah waktunya ambil posisi long untuk segalanya. Tenang saja, Bitcoin bakal tembus US$1 juta di 2028,” ungkap Hayes dalam keynote speech di acara Token2049 di Dubai pada Rabu (30/4/2025).
Baca juga: Total 1.444 Aset Kripto Kini Legal di Indonesia, Intip Daftarnya!
Menurut Hayes, kenaikan ekstrem ini akan dipicu oleh kebijakan moneter agresif dan meningkatnya minat dari institusi besar terhadap aset kripto. Ia juga menegaskan keyakinannya akan terjadinya reli besar-besaran, tak hanya di pasar kripto, tetapi juga di pasar saham tradisional.
Bagi Hayes, pemerintah Amerika Serikat akan kembali menempuh jalur cetak uang dalam skala besar, seperti yang sudah dilakukan selama era quantitative easing sebelumnya, untuk menjaga stabilitas ekonomi.
Dalam pidatonya, Hayes membandingkan kondisi pasar saat ini dengan kuartal ketiga 2022, di mana pasar dibayangi ketakutan akibat kenaikan suku bunga oleh The Fed dan gejolak di dunia kripto, tak lama sebelum runtuhnya FTX.
Namun, di balik kekacauan tersebut, pemerintah AS ternyata diam-diam menggelontorkan dana sebesar US$2,5 triliun melalui program repo market untuk menopang likuiditas pasar. Hayes memperkirakan, langkah serupa kemungkinan besar akan kembali diambil dalam waktu dekat, yang akan kembali mendorong reli aset berisiko seperti Bitcoin.
Di samping itu, ia menyoroti ketidakpastian ekonomi global, khususnya soal arah kebijakan dagang AS dan potensi penundaan tarif impor, yang menurutnya bisa menjadi pemicu volatilitas sekaligus peluang besar bagi aset-aset kripto.
Hingga artikel ini ditulis, Bitcoin diperdagangkan stabil di kisaran US$97.100, naik sekitar 2% dalam 24 jam terakhir. Harga ini hanya terpaut sekitar 11% dari rekor tertinggi sepanjang masa di level US$109.100 yang tercapai pada Januari 2025 lalu.
Menyusul kenaikan ini, Head of Research K33 Research, Vetle Lunde, menyoroti volatilitas mingguan Bitcoin telah menyentuh titik terendah dalam 563 hari terakhir. Volatilitas yang menurun ini menandakan bahwa Bitcoin semakin matang sebagai aset keuangan global, dengan pergerakan harga yang lebih stabil dan terprediksi.
Bitcoin kini juga telah mencatatkan diri sebagai aset terbesar ketujuh di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar, menyentuh angka US$1,96 triliun. Posisi ini menempatkannya di atas perak, Saudi Aramco, hingga Meta berdasarkan data dari CompaniesMarketCap.
Baca juga: ETF Bitcoin BlackRock Catat Rekor Baru, Inflow Harian Tembus Rp16 Triliun
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.