Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Bitcoin · 5 min read
CCData baru-baru ini merilis laporan yang menyoroti bagaimana tahun 2024 menjadi momen bersejarah dalam evolusi aset digital, terutama Bitcoin yang mulai masuk ke arah arus utama atau mainstream dengan adopsi besar-besaran oleh investor institusi.
Dalam laporan 2025 H1 Outlook Report yang dirilis pada Selasa (17/12), daya tarik Bitcoin semakin berkembang sejak peluncuran ETF Bitcoin spot yang telah lama dinanti di Amerika Serikat pada Januari 2024. Langkah ini menjadi kemenangan besar bagi sektor aset digital setelah perjuangan panjang melawan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) yang dikenal ketat terhadap industri tersebut. Hasilnya, dinamika pasar aset kripto berubah secara drastis.
Tak hanya itu, Bitcoin dan aset digital lainnya menjadi sorotan dalam debat politik, termasuk pada pemilihan umum presiden AS 2024, dengan Donald Trump yang mulai menyatakan dukungannya terhadap regulasi yang ramah terhadap aset digital. Situasi ini mendorong adopsi besar-besaran oleh institusi keuangan, di mana Bitcoin akhirnya melampaui level psikologis US$100.000 untuk pertama kalinya pada 5 Desember.
Baca juga: Pecahkan Rekor, Bitcoin Tembus US$100.000!
Sepanjang tahun 2024, Bitcoin mencatat kenaikan hingga 157% secara year-to-date (YTD), dari $42.300 pada awal Januari menjadi $105.300 per 18 Desember 2024. Katalis utama dari lonjakan harga ini adalah adopsi institusi melalui ETF kripto spot.
ETF Bitcoin spot di AS menjadi salah satu ETF dengan performa terbaik sepanjang sejarah, dengan aliran dana bersih kumulatif mencapai lebih dari 500.000 BTC. Selain itu, ETF Bitcoin spot kini menjadi entitas dengan kepemilikan terbesar, melampaui kepemilikan 1,1 juta BTC milik Satoshi Nakamoto.
Kepercayaan institusional terhadap Bitcoin semakin meningkat seiring dengan lingkungan regulasi yang diprediksi lebih ramah di bawah pemerintahan AS yang baru. Setelah pemilu, ETF Bitcoin spot di AS mencatat rata-rata pembelian 2.000 BTC per minggu.
Salah satu pemimpin di sektor ini adalah BlackRock dengan produk iShares Bitcoin Trust (IBIT), yang melampaui aset senilai $50 miliar hanya dalam 228 hari, menjadikannya ETF dengan pertumbuhan tercepat dalam sejarah.
“ETF sering kali mengalami lonjakan awal dalam tahun pertama peluncurannya. Kami memperkirakan bahwa aliran dana akan terus meningkat seiring dengan meluasnya adopsi,” ungkap CCData.
Baca juga: ETF Bitcoin Opsi BlackRock Catat Volume Trading Rp30 Triliun Pasca Debut
ETF Bitcoin spot sering kali dibandingkan dengan ETF emas, yang mencatat pertumbuhan signifikan setelah peluncurannya pada tahun 2004. Jika tren ini berulang, ETF Bitcoin diproyeksikan mengalami pertumbuhan pesat pada tahun-tahun awalnya.
Bitcoin juga semakin sering dibandingkan dengan logam mulia, dengan Ketua Federal Reserve Jerome Powell menyebutnya sebagai “versi emas digital.” Jika melihat tiga kriteria agar Bitcoin diterima sebagai mata uang, aset ini terus membuktikan dirinya sebagai penyimpan nilai, dengan nilai dan adopsinya yang terus meningkat selama 15 tahun eksistensinya.
Adapun, kapitalisasi pasarnya relatif terhadap emas baru saja mencapai rekor tertinggi baru sebesar 9,88% pada 6 Desember, melampaui rekor sebelumnya yang tercatat pada Oktober 2021.
Nilai Bitcoin sendiri masih jauh tertinggal dari emas, dengan selisih hingga sepuluh kali lipat. Namun, valuasi Bitcoin yang lebih rendah dibanding emas ini menjadi menjadi peluang bagi industri untuk terus meningkatkan nilai Bitcoin.
Siklus pasar Bitcoin terus menjadi perhatian pelaku industri. Data historis menunjukkan bahwa puncak harga biasanya terjadi antara 371 hingga 546 hari setelah Bitcoin Halving, meskipun setiap siklus cenderung berlangsung lebih lama seiring dengan kematangan pasar.
Menurut CCData, terdapat dua skenario yang diproyeksikan untuk tahun 2025. Dalam skenario dasar, Bitcoin diprediksi mencapai puncak pada awal kuartal kedua. Sementara itu, skenario optimistis menunjukkan kemungkinan harga tertinggi pada November, mirip dengan pola yang terjadi pada 2021.
Keunikan siklus kali ini adalah rekor harga tertinggi Bitcoin tercapai sebelum Halving, sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya. Faktor seperti aliran dana dari investor institusional dan adopsi Bitcoin sebagai cadangan nasional juga akan berpengaruh besar terhadap durasi dan intensitas siklus pasar ini.
“Berdasarkan pengembalian dan data dari siklus Halving sebelumnya, proyeksi kami untuk Bitcoin tahun depan menempatkan basis di sekitar US$155.000, dan kasus bullish di sekitar US$195.000,” tutup CCData.
Baca juga: VanEck Optimistis Bitcoin Bisa Capai US$180.000 pada 2025
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.