Linkedin Share
twitter Share

Investasi · 7 min read

Cara Menyusun Portofolio Kripto Jangka Panjang yang Tepat

Cara Membangun Portofolio Cryptocurrency Jangka Panjang

Investasi aset kripto menjadi semakin populer berkat performa luar biasa yang ditunjukkan oleh Bitcoin dan beberapa aset digital lainnya. Bitcoin, sebagai contoh, telah menjadi aset dengan kinerja terbaik selama dekade terakhir, mengalahkan ROI (laba atas investasi) dari emas, saham, dan komoditas lainnya.

Hal ini membuat semakin banyak orang tertarik untuk membangun portofolio aset kripto, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.

Namun, untuk memulai perjalanan investasi ini, sangat penting untuk memahami cara menyusun portofolio yang baik dan terdiversifikasi agar bisa mengelola risiko dan memaksimalkan potensi keuntungan. Berikut adalah panduan yang bisa diikuti dalam menyusun portofolio kripto yang optimal, khususnya untuk investasi jangka panjang.

Budgeting

Langkah pertama dalam menyusun portofolio aset kripto adalah budgeting, yaitu mengatur alokasi dana yang akan diinvestasikan. Dengan budgeting yang tepat, kamu bisa mengontrol berapa besar dana yang dialokasikan untuk membeli aset kripto dan memastikan dana tersebut tidak mengganggu kebutuhan hidup lainnya. Umumnya, investor disarankan untuk mengalokasikan sekitar 5% dari penghasilan untuk investasi aset kripto.

Selain itu, penting untuk hanya menggunakan uang dingin, yaitu uang yang siap untuk hilang tanpa memengaruhi kondisi keuangan harian. Misalnya, jika kamu menginvestasikan Rp5 juta ke Bitcoin dan nilainya naik 500%, maka keuntunganmu bisa mencapai Rp20 juta.

Namun, jika modal awalnya Rp20 juta, keuntungan bisa meningkat hingga Rp100 juta. Pengelolaan modal ini penting untuk meminimalkan risiko kerugian yang bisa terjadi.

Baca juga: 10 Jenis Aset Kripto yang Perlu Kamu Ketahui!

Screening

Langkah selanjutnya adalah screening, di mana kamu perlu memilih aset kripto yang sesuai berdasarkan kapitalisasi pasar dan kegunaannya. Kapitalisasi pasar adalah ukuran total nilai suatu aset kripto di pasar. Aset dengan kapitalisasi pasar besar, seperti Bitcoin dan Ethereum, cenderung lebih stabil dan bisa diandalkan untuk jangka panjang.

Gambar: Contoh alokasi untuk menyusun portofolio kripto.

Saran alokasi yang umum digunakan:

  • 50% ke aset dengan kapitalisasi besar seperti Bitcoin dan Ethereum.
  • 30% ke aset dengan kapitalisasi menengah seperti Solana, Chainlink, atau Filecoin.
  • 15% ke aset dengan kapitalisasi kecil seperti Cosmos, Maker, atau Dash.
  • 5% ke aset dengan kapitalisasi sangat kecil (yang berisiko tinggi namun berpotensi keuntungan besar).

Selain itu, kamu juga bisa mengalokasikan 10% portofolio ke stablecoin seperti USDT atau USDC sebagai cadangan untuk membeli aset ketika harga turun saat koreksi pasar.

Diversifikasi aset berdasarkan kegunaan juga penting. Bitcoin misalnya, bisa dianggap sebagai penyimpan nilai, sementara Ethereum berperan penting dalam ekosistem smart contract. Kamu juga bisa mempertimbangkan aset-aset lain yang mendukung industri DeFi, gaming, atau metaverse, seperti UNI, CAKE, MANA, dan SAND.

Baca juga: 8 Perusahaan Publik Dengan Portofolio Bitcoin Terbesar

Tracking

Setelah portofolio tersusun, langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah tracking, yaitu memantau performa investasi secara berkala. Hal ini penting untuk mengetahui apakah investasi kamu sudah memberikan keuntungan atau mengalami kerugian.

Kamu bisa menggunakan aplikasi seperti Blockfolio atau CoinMarketCap untuk memantau perkembangan aset kripto. Namun, penting untuk tidak terlalu sering memantau pergerakan pasar, karena volatilitas tinggi bisa memicu stres yang justru berpotensi mengganggu strategi investasi jangka panjangmu.

Sebagai kesimpulan, menyusun portofolio aset kripto untuk jangka panjang membutuhkan strategi yang matang, mulai dari budgeting, screening, hingga tracking. Dengan diversifikasi yang tepat dan pemahaman yang baik tentang aset yang dipilih, kamu bisa mengurangi risiko dan meningkatkan potensi keuntungan dalam investasi kripto.

Baca juga: Tips Susun Portofolio Kripto Ala Managing Partner M300


Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Anisa Giovanny

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.