Linkedin Share
twitter Share

Ekonomi · 7 min read

Crypto Saat Resesi, Petaka atau Solusi?

Crypto Saat Resesi, Petaka atau Solusi?

Sebelum tahun 2021, crypto dianggap sebagai komoditas yang dapat melindungi nilai kekayaan seorang individu dari inflasi dan krisis. 

Namun saat ini pernyataan tersebut telah berubah dengan semakin luasnya adopsi crypto terutama oleh investor institusional yang membuat pergerakannya semakin mirip dengan aset keuangan konvensional lain. 

Sehingga, saat ini investor pemula mulai bingung apakah sebenarnya crypto menjadi pelindung atau justru merugikan di saat krisis terutama karena saat ini dunia mulai memasuki masa resesi. Artikel ini akan menjawab kebingungan tersebut. 

Apa Itu Resesi?

Resesi merupakan sebuah istilah yang mengacu pada kondisi penurunan drastis dalam pertumbuhan ekonomi. 

Resesi juga erat kaitannya dengan krisis ekonomi, namun ekonomi bisa dikatakan resesi ketika pertumbuhan ekonomi terus turun melebihi dua kuartal berturut-turut.

Penurunan ekonomi ini terlihat dari angka Produk Domestik Bruto atau PDB yang biasa dijadikan indikator pengukur kondisi ekonomi. 

PDB sendiri dihitung dengan rumus konsumsi masyarakat ditambah investasi luar negeri ke negara tersebut, pengeluaran pemerintah, ditambah ekspor dikurang impor. 

Crypto Saat Resesi, Petaka atau Solusi?
Rumus Produk Domestik Bruto

Dalam resesi, seringkali terjadi kondisi buruk dimana PDB turun drastis yang disebabkan turunnya produksi dan konsumsi. Berikut ini contoh terjadinya resesi.  

  • Bayangkan jika perusahaan A menjual sebuah produk, tapi karena terjadi resesi, pembelian atau konsumsi produknya menurun. 
  • Hasilnya karena terus menurun maka penjualan menurun dan penjualan produk perusahaan menurun dan pendapatan perusahaan turun. 
  • Setelah pendapatan turun, maka untuk bertahan, perusahaan wajib mengurangi biaya, dan salah satu biaya yang mudah dikurangi adalah tenaga kerja, sehingga umumnya berujung pada pemecatan atau PHK. 
  • Hasil dari PHK adalah karyawan tersebut memiliki daya beli yang turun sehingga menambah penurunan daya beli dalam masyarakat secara menyeluruh. 
  • Daya beli yang turun membuat pembelian terhadap produk perusahaan tersebut turun lagi dan kemudian membuat efek yang berputar terus-menerus.

Kasus tersebut terlihat hanya dalam satu perusahaan. Dalam kondisi resesi, bayangkan kasus tersebut terjadi di mayoritas perusahaan di sebuah negara. Akibatnya karena resesi, PDB turun, daya beli turun, produksi turun, kesempatan kerja dan turun. 

Menurut teori ekonomi resesi atau krisis ini terjadi akibat kondisi global yang hancur disebabkan suatu wabah atau perang besar. 

Kondisi ini yang sedang terjadi dan resesi tidak bisa dihindari. Kondisi akan makin buruk jika terjadi stagflasi. 

Resesi dan Inflasi Berujung Stagflasi

Stagflasi adalah kondisi resesi yang terjadi bersama dengan angka inflasi yang tinggi. Inflasi yang tinggi berarti jumlah uang beredar sedang tinggi.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Berikut penjelasannya.

Untuk melawan resesi, umumnya pemerintah dan bank sentral memiliki dua pandangan dalam kebijakannya, yaitu pandangan kontraktif dan ekspansif. 

Pandangan kontraktif bertujuan untuk mengurangi jumlah uang beredar sedangkan ekspansif untuk menambah jumlah uang beredar. 

Untuk pemerintah, kebijakan kontraktif dapat dilakukan dengan meningkatkan pajak dan kebijakan ekspansif dapat dilakukan dengan keringanan pajak serta dana bantuan. 

Untuk bank sentral, kebijakan kontraktif dapat dilakukan dengan menjual surat utang ke bank untuk mengurangi kesediaan dana di bank dan meningkatkan suku bunga acuan agar individu lebih memiliki insentif untuk menabung dan meminjam uang lebih mahal, sehingga uang beredar berkurang. 

Kebijakan ekspansif bank sentral dapat dilakukan dengan menjual surat utang ke bank dan menurunkan suku bunga acuan agar uang beredar bertambah.  

Dalam kondisi stagflasi, umumnya kebijakan yang akan digunakan adalah kebijakan kontraktif. Hal ini lah yang menyebabkan stagflasi sulit dihindari.     

Kriteria Stagflasi

Crypto Saat Resesi, Petaka atau Solusi?
Penjelasan Stagflasi dari Business Insider

Perekonomian Turun

Stagflasi umumnya terjadi setelah penurunan dalam perekonomian, karena dalam penurunan perekonomian, kebijakan akan dilakukan untuk mendorong jumlah uang beredar agar ada bahan bakar untuk ekonomi tumbuh. 

Inflasi Meningkat

Sayangnya jika ada pandemi atau perang, maka bahan bakar uang tersebut tidak bisa digunakan secara efisien. Hasilnya uang beredar yang tidak dimanfaatkan membuat jumlah uang beredar bertambah dan berujung inflasi tinggi. 

Pada saat itu, terjadilah stagflasi, dimana uang beredar banyak tapi tidak bisa dimanfaatkan untuk mendorong ekonomi dan ekonomi terus turun. 

Jadinya untuk menyeimbangi, pemerintah dan bank sentral harus menerapkan kebijakan kontraktif kembali agar uang beredar berkurang. 

Dengan inflasi yang naik, maka harga barang akan naik, karena jumlah uang beredar yang naik akan menurunkan nilainya. Kebijakan kontraktif pada saat stagflasi dilakukan untuk menurunkan jumlah uang beredar sehingga nilai uang kembali wajar. 

Pengangguran Meningkat

Sehingga jika inflasi terus naik namun daya beli turun, maka akan banyak masyarakat yang tidak bisa melakukan konsumsi karena tidak mampu karena daya daya beli turun, seperti yang dijelaskan pada resesi, yang salah satunya disebabkan masyarakat yang banyak kehilangan pekerjaan akibat perusahaan menghemat biaya dan melakuka PHK.  

Kondisi ini yang terjadi pada saat ini, sehingga membuat kekhawatiran di dunia. Kekhawatiran ini juga terjadi di pasar keuangan, karena dalam resesi dan stagflasi harga aset keuangan akan relatif turun. 

Hal ini disebabkan investor akan menjual aset yang dimiliki untuk menyimpan uang agar bisa memenuhi kebutuhannya, karena harga barang sedang naik dan pendapatan utamanya sedang menurun bahkan hilang.

Dampak untuk Crypto

Melihat asumsi teori yang sudah dijelaskan, dapat dilihat bahwa kondisi resesi dan stagflasi umumnya akan berdampak negatif untuk aset keuangan terutama aset berisiko. 

Hal ini disebabkan dalam kondisi tersebut umumnya masyarakat dianjurkan untuk menyimpan uang yang bisa langsung digunakan untuk mengakomodir harga barang pokok yang terus naik.

Pernyataan tersebut menjadi dasar mengapa dalam kondisi krisis terdapat pernyataan “cash is king” yang berarti uang fiat adalah hal terbaik yang bisa dimiliki saat krisis. 

Crypto Saat Resesi, Petaka atau Solusi?
Cash is King Menurut Warren Buffet

Jika diterapkan, berarti kondisi tersebut akan membuat aset investasi berisiko seperti crypto untuk bergerak turun. 

Maka jika terjadi resesi dan stagflasi, akan terjadi tekanan jual yang tinggi seperti yang saat ini terjadi. Sebab, investor memindahkan dananya ke uang fiat agar bisa mengakomodir kemungkinan semakin buruknya daya beli. 

Dalam kondisi ini umumnya juga nilai fiat akan bergerak naik, terutama Dolar Amerika yang menjadi alat tukar utama di dunia setelah perang dunia kedua. 

Melihat korelasi atau hubungan antara Dolar Amerika dan crypto yang negatif, menjadi wajar jika saat krisis crypto bergerak turun. 

Perlu dirincikan bahwa koreksi crypto akan terjadi saat pemerintah dan bank sentral mulai menanggapi krisis. Tapi jika baru menuju atau baru terjadi krisis, maka crypto akan bergerak naik. 

Kondisi ini terlihat jelas di Tahun 2022 dan Tahun 2020 dimana Tahun 2022 pemerintah dan bank sentral mulai mencoba memulihkan ekonomi tapi di 2020 krisis baru terjadi akibat pandemi.  

Jadi kesimpulannya, saat menuju resesi crypto akan mulai naik tapi saat usaha pemulihan resesi mulai terjadi, maka crypto akan bergerak turun. 

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

Topik

author
Naufal Muhammad

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.