Linkedin Share
twitter Share

Bitcoin · 7 min read

Mengenal Bitcoin Rainbow Chart dan Cara Membacanya

Mengenal Bitcoin Rainbow Chart dan Cara Membacanya

Harga Bitcoin yang volatil dan fluktuatif seringkali membuat trader kesulitan dalam menentukan langkah yang tepat untuk masuk ke pasar. Akibatnya, trader membutuhkan bantuan dari pola-pola candlestick atau melihat data on chain.

Tetapi satu grafik lagi yang bisa digunakan untuk melihat kondisi pasar secara umum, ia berama Bitcoin Rainbow Chart.

Pernah mendengar kata tersebut? Jika belum dapatkan informasi lengkapnya di artikel berikut ini.

Mengenal Bitcoin Rainbow Chart

Bitcoin Rainbow Chart adalah bagan logaritmik dari evolusi harga bitcoin (BTC) menggunakan “pita” berwarna, yang diterbitkan di blockchaincenter.net.

Penemu Bitcoin rainbow chart ini masih simpang siur, namun grafik ini pertama kali dipopulerkan pada 2014 melalui forum Bitcoin yang ada di situs Reedit. Menurut kabar, chart ini diciptakan oleh pengguna Twitter dengan akun Bitcointalk. Saat ini, situs Bitcoin rainbow chart dikelola oleh sosok bernama Holger.

Akurasi Bitcoin Rainbow Chart

Hogler menenakankan jika grafik ini dibuat tanpa dasar ilmiah, tetapi grafik ini memungkinkan pembacanya untuk mengamati pergerakan harga dalam jangka panjang dengan mengabaikan gangguan yang tak terhindarkan dasri volatilitas harian.

Penggunannya pun mendapatkan gambaran waktu terbaik untuk membeli atau menjual BTC di masa lalu. Pada 2022 lalu, Holger telah memperbarui Bitcoin rainbow chart dengan formula yang lebih lengkap dan setiap pergerakan harga sudah sesuai dengan masing-masing warna.

Holger menyatakan bahwa Rainbow Chart bukanlah saran investasi, karena kinerja masa lalu tidak menunjukkan evolusi masa depan, tetapi membagi harga bitcoin menjadi warna pelangi dengan keterangan sebagaei berikut: bubble, jual, FOMO, pembentukan bubble, HODL, masih murah, akumulasi, beli, dan diskon.

Cara Membaca Bitcoin Rainbow Chart

Gambar: Bitcoin rainbow chart. Sumber: blockchaincenter.net.

Cukup mudah membaca grafik ini sebab setiap warna memiliki arti masing-masing.

  1. Merah: Jual. ni adalah zona ketika harga Bitcoin sangat tinggi. Disarankan untuk berhati-hati dan mungkin menjual jika kamu sudah memiliki Bitcoin, karena harga bisa turun. Meskipun tidak ada batasan pasti, ini adalah wilayah risiko tertinggi.
  2. Oranye: Pasar bullish. Terdapat dua zona oranye: Bagi investor konservatif, ini bisa menjadi sinyal untuk mengambil keuntungan pertama. Bagi yang lebih agresif, ini bisa menjadi tanda bahwa akan terjadi volatilitas besar-besaran.
  3. Kuning: HODL. Ini adalah tempat terbaik untuk berinvestasi. Harga berada dalam kisaran yang baik, tidak terlalu murah dan tidak terlalu mahal. Disarankan untuk menunggu hingga harga naik lebih tinggi sebelum memutuskan berinvestasi.
  4. Hijau: Akumulasi. Ketika harga naik dari zona biru, kita masuk ke zona hijau. Ini adalah waktu yang baik untuk berinvestasi, terutama jika ingin membeli Bitcoin lebih awal tanpa terlalu banyak risiko dibandingkan dengan zona biru.
  5. Biru: Beli Bitcoin. Ini adalah zona terendah di grafik dan harga Bitcoin di sini dianggap murah. Banyak orang menambah kepemilikan Bitcoin saat harga berada di zona biru. Namun, ingat bahwa harga bisa terus turun setelah mencapai zona biru.

Meski dianggap tidak terlalu akurat, namun Bitcoin Rainbow Chart ini mengungkapkan informasi menarik tentang harga kripto.

Grafik di atas juga menunjukan bahwa satu tahun setelah halving harga Bitcoin akan mengalami peningkatan pesat. Misalnya, di 2013, harga Bitcoin mencapai titik tertinggi sepanjang masa sebesar US$1.000. Pada tahun 2017, crypto mencapai puncak lain pada US$20.000 dan di 2021 harga Bitcoin pun sentuh all time high di kisaran US$68.000.

Jika pola ini masih tepat, maka satu tahun setelah halving selanjutnya pada 2024 harga Bitcoin akan kembali meroket.

Baca juga: Mengenal Bitcoin Halving dan Dampaknya Pada Harga

Bitcoin Rainbow Chart pada akhirnya dapat dijadikan salah satu metrik untuk melihat pergerakan crypto di masa depan.

Namun mengutip kata pembuatnya, Hogler yang menyatakan bahwa grafik ini tidak sepenuhnya ilmiah dan tepat, para investor perlu mengombinasikan grafik ini dengan grafik lain.

Misalnya candlestick, data on chain, atau pun dengan model stock to flow untuk mendapatkan refrensi pergerakan harga lainnya.

Baca juga: Rainbow Chart Tunjukkan Bitcoin di Level Terendah, Apa yang Perlu Diwaspadai?

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

Topik

author
Anisa Giovanny

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.