Linkedin Share
twitter Share

Bitcoin · 5 min read

Kenapa Harga Bitcoin Fluktuatif? Ini 7 Alasannya!

Kenapa Harga Bitcoin Fluktuatif?

Harga Bitcoin terkenal fluktuatif, dalam beberapa tahun terakhir, kita telah melihat pergerakan besar (baik naik maupun turun) dalam rentang waktu beberapa hari, jam dan bahkan menit. Apa yang menyebabkan hal ini dan mengapa harga Bitcoin sangat fluktuatif? 

Bitcoin Teknologi Baru 

Bitcoin masih relatif muda, diciptakan pada tahun 2009 lalu. Teknologi baru akan melalui hype cycle. Awalnya, hanya segelintir orang yang mengetahui atau menggunakannya.

Kemudian, teknologi tersebut perlahan-lahan akan dikenal oleh masyarakat umum dan tiba-tiba, semua orang akan membicarakan mengenai teknologi tersebut.

Opini-opini yang aneh akan muncul, pernyataan yang melebih-lebihkan akan beredar dan level ”hype”-nya akan menjadi semakin menggila. 

Walaupun siklus tersebut terlihat normal, namun fluktuasi harga Bitcoin semakin memperjelas hype cycle ini. Bitcoin merupakan teknologi dan juga bentuk investasi baru. Berinvestasi pada Bitcoin merupakan pengakuan positif terhadap potensi teknologinya.

Ketidakpastian Harga

Sebagai alat tukar, emas telah digunakan untuk waktu yang sangat lama. Dengan demikian, ini adalah komoditas yang cukup stabil, sejauh harga, permintaan, dan penawaran berjalan.

Sedangkan, Bitcoin masih belum stabil karena terbilang teknologi yang baru dan masih menghadapi fase penemuan sehingga harga akan terus bergerak dengan tidak pasti yang menimbulkan beragam sentimen untuk membuatnya semakin berfluktuasi.

Permintaan dan Penawaran

Bitcoin hanya memiliki persedian 21 juta, sedangkan permintaan terus meningkat padahal jumlahnya terbatas. Hal ini lah yang membuat harga Bitcoin berfluktuasi, utamanya jika ada investor yang membeli atau menjual Bitcoin dalam jumlah besar di satu waktu.

Kurangnya Peraturan

Bitcoin dan aet crypto lainnya semasih kekurangan regulasi dari pemerintah, meski dia bersifat terdesentralisasi namun seringkali aturan tetap jadi faktor yang membuat harga Bitcoin berfluktuasi.

Menurut Ria Bhutoria, mantan direktur penelitian di Fidelity Digital Assets mengungkapkan jika volatilitas Bitcoin ini adalah konsekuensi dari pergerakan aset yang tidak diatur dan bebas tapa otoritas.

Untuk saat ini sudah banyak negara di dunia yang mulai menyusun dan menjalankan aturan tentang crypto, termasuk di Indonesia yang sudah memilili aturan soal legalitas dan pajak crypto.

Baca juga: Tips Trading Bitcoin dengan Aman

Berinvestasi Bisa Mempengaruhi Emosi 

Banyak yang menyarankan bahwa ‘emosi’ tidak boleh terlibat ketika Anda berinvestasi. Namun, tidak selalu demikian adanya. 

Ketika harga Bitcoin berubah, para investor cenderung mengalami apa yang biasa dikenal sebagai FUD: fear, uncertainty and doubt (ketakutan, ketidakpastian dan keraguan)

Perubahan harga merupakan hal yang normal di pasar apapun. Sama halnya, ketika harga Bitcoin meningkat, orang akan mengalami FOMO: fear of missing out (takut ketinggalan).

FUD dan FOMO ini bisa memengaruhi banyak sekali trader, sehingga mereka akan melakukan kegitan jual beli yang tidak tepat dan membuat harga Bitcoin berfluktuasi.

Baca juga: 15 Situs Trading Bitcoin Indonesia Terbaik di 2022

Ekosistem yang Belum Aman dan Kuat

Seluruh transaksi Bitcoin dan crypto secara umum dilakukan di internet dengan menggunakan media bursa baik terpusat atau terdesentralisasi.

Karena terhubung ke internet keamanan menjadi rentan terhadap peretasan dan ketika ini terjadi maka sentimen terhadap crypto akan negatif dan memicu harganya berfluktuasi.

Selain itu secara ekosistem belum sekuat instrumen investasi lain, karena semua terhubung ke internet, banyak layanan crypto yang belum menjangkau banyak negara dengan sistem teknologi yang masih rendah.

Harga Bitcoin Sangat Gampang Dipengaruhi Berita 

Buy the rumour, sell the news. Sama seperti investasi pada saham tradisional, atau mata uang asing, harga Bitcoin dapat dipengaruhi oleh berita yang beredar. Bahan berita umum yang dapat mempengaruhi harga meliputi: 

  • Berita regulasi atau tindakan baru dari bank dan pemerintah (misalnya, keputusan SEC terhadap ETF, pelarangan Bitcoin di Tiongkok) 
  • Pernyataan dari tokoh-tokoh terkemuka di bidang teknologi dan investasi (misalnya, Jamie Dimon, John McAfee) 
  • Berita peretasan atau pembobolan keamanan 
  • Rumor dan informasi yang keliru 

Hal-hal tersebut hanyalah beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan harga cryptocurrency seperti Bitcoin. Sebelum membuat keputusan investasi apapun, penting untuk memahami investasi apa yang akan Anda lakukan. 

Harga dapat berubah sewaktu-waktu sehingga nilai investasi Anda akan berubah dari waktu ke waktu.

Jangan biarkan emosi menguasai Anda. Lakukan riset dan konsultasi dengan ahli keuangan dapat menolong Anda membuat keputusan yang lebih baik. 

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

Topik

author
Anisa Giovanny

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.