Berita Bitcoin · 8 min read

Trader Ritel Berubah Bearish Usai Bitcoin Jatuh di Bawah US$113.000

bitcoin
Coinvestasi Ads Promo Coinfest Asia 2025

Trader ritel kripto terlihat berbalik arah menjadi bearish setelah Bitcoin gagal bangkit dari penurunan terbaru dan sempat menembus ke bawah US$113.000, level terendah dalam 17 hari terakhir.

“Trader ritel benar-benar berubah sikap setelah Bitcoin gagal melanjutkan reli dan jatuh ke bawah US$113.000,” ungkap analis dari perusahaan analitik blockchain Santiment dalam postingan di X pada Rabu (20/8/2025).

Sentimen trader ritel terhadap Bitcoin. Sumber: Santiment/X

Santiment mencatat bahwa dalam 24 jam terakhir, media sosial menunjukkan tingkat pesimisme tertinggi sejak 22 Juni, ketika kekhawatiran konflik di Timur Tengah memicu aksi jual besar-besaran. Meski demikian, mereka menilai lonjakan sentimen negatif justru bisa menjadi peluang bagi investor jangka panjang.

Trader jangka pendek biasanya lebih mudah panik dan cenderung melepas aset dengan cepat atau mengambil keuntungan tipis, berbeda dengan investor jangka panjang yang lebih sabar menghadapi gejolak pasar. Santiment menambahkan, aksi jual panik ini bisa menjadi “tanda awal terjadinya rebound harga dalam waktu dekat.”

Baca juga: Bitcoin Jatuh ke US$112.000, Ini Penyebabnya

Bitcoin Uji Support Penting

Pada perdagangan Rabu pagi, Bitcoin sempat turun hingga US$112.500 sebelum kembali pulih ke kisaran US$113.579 saat artikel ini ditulis. Level ini merupakan yang terendah sejak 3 Agustus dan mendekati area support di sekitar US$112.000.

Sejak menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa di atas US$124.000 pekan lalu, harga BTC sudah terkoreksi sekitar 8,5%. Sementara itu, kapitalisasi pasar kripto global turun ke bawah US$4 triliun, posisi terendah dalam dua pekan terakhir.

Indeks Bitcoin Fear & Greed pun bergeser ke zona “Fear” dengan skor 44 dari 100, level terendah sejak akhir Juni.

“Pasar sering kali bergerak berlawanan dengan ekspektasi mayoritas pelaku,” tambah Santiment.

Koreksi harga di tengah bull cycle bukanlah fenomena baru dan kerap dianggap sehat sebagai bagian dari siklus pasar yang lebih besar. Situasi ini sering disebut sebagai bear trap atau jebakan bearish.

Sejarah mencatat, pada September 2017 Bitcoin terkoreksi hingga 36% sebelum kembali mencetak rekor baru tiga bulan kemudian. Pola serupa juga terjadi pada September 2021, ketika harga terkoreksi 23% sebelum menembus all-time high di akhir tahun.

Jika pola tersebut terulang pada 2025, Bitcoin berpotensi turun lebih dalam hingga ke kisaran US$90.000 bulan depan, sebelum melanjutkan reli ke rekor harga baru.

Baca juga: Solo Miner Bitcoin Berhasil Kantongi Hadiah Blok Bernilai Rp6 Miliar


Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Dilla Fauziyah

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Coinvestasi Ads Promo Coinfest Asia 2025
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.