
Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Hack dan Scam · 5 min read
Penelitian terbaru dari Scam Sniffer mengungkapkan bahwa tingkat penipuan berbasis malware yang menggunakan platform Telegram telah melonjak secara signifikan, melampaui serangan phishing tradisional.
Dalam postingan di X pada Kamis (16/1/2025), Scam Sniffer membeberkan bahwa dalam kurun waktu hanya dua bulan, dari November 2024 hingga Januari 2025, jumlah kasus penipuan Telegram meningkat hingga 2.000%.
Scam Sniffer mencatat bahwa serangan melalui grup Telegram berbahaya mengalami lonjakan drastis, sementara metode phishing tradisional tetap stabil. Berbeda dengan skema lama seperti Connect Wallet yang memanfaatkan tanda tangan digital, metode baru ini menggunakan pendekatan yang lebih canggih, di mana para pelaku ini memikat korbannya ke dalam grup Telegram palsu dengan kedok undangan tepercaya.
Melalui undangan ini, para peretas menggunakan strategi menipu yang melibatkan bot verifikasi palsu, grup trading palsu, grup airdrop palsu, hingga grup eksklusif.
Korban yang terlibat dengan saluran tipuan ini tanpa sadar mengaktifkan kode berbahaya yang membahayakan perangkat mereka. Pelanggaran ini memungkinkan pelaku untuk mengakses informasi sensitif, termasuk kata sandi, file wallet, aktivitas clipboard, hingga data peramban.
Baca juga: Tingkat Scam Kripto di Prancis Meningkat, Pemerintah Mulai Turun Tangan
Menghadapi ancaman yang terus berkembang ini, Scam Sniffer memberikan beberapa rekomendasi penting, termasuk menghindari menjalankan perintah dari sumber yang tidak dikenal, tidak menginstal perangkat lunak yang tidak terverifikasi, hingga jauhi metode verifikasi berbasis clipboard.
Adapun, pengguna juga harus mewaspadai undangan grup Telegram yang tampak mencurigakan. Mereka juga merekomendasikan agar pengguna kripto mengandalkan solusi wallet yang aman dan tetap berhati-hati dalam berinteraksi di media sosial.
Baca juga: Waspada! Scammer Mulai Sebar Malware Kripto via Bot Telegram
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.