Tantangan Solaxy dalam Menyelesaikan Masalah Solana

Sebagai solusi scaling blockchain Solana pertama di dunia, Solaxy, menemui berbagai tantangan yang mesti dihadapi, khususnya di 2025 ini. Hal ini disebabkan oleh adanya momentum kuat di blockchain utama Solana sejak tahun lalu berkat launchpad Pump.fun yang menerbitkan banyak sekali meme coin.

Solaxy memang diklaim dapat menyelesaikan masalah seperti tingginya volume transaksi yang gagal ditangani dengan baik oleh Solana, sehingga mengakibatkan kemacetan jaringan bahkan kegagalan transaksi yang berimbas pada naiknya biaya gas.

Namun, tahun baru, masalah baru.

Baca juga: Layer 2 Solaxy Berambisi Jadi Solusi Permasalahan Solana

Masalah Baru Solana di Tahun 2025

Seperti yang sudah dikemukakan sebelumnya, momentum Solana sudah kuat sejak tahun lalu. Dapat dilihat dari pendapatan blockchain yang naik hingga 213% pada kuartal keempat tahun lalu.

Total Value Locked (TVL) Solana juga naik lebih dari US$12 miliar atau sekitar Rp195 triliun hanya pada bulan Januari 2025, menjadikan Solana sebagai ekosistem keuangan terdesentralisasi (DeFi) terbesar kedua di dunia.

Namun, masalah membayang-bayangi Solana. Hal ini karena jaringan tersebut saat ini sudah satu tahun bertahan tanpa kemacetan jaringan yang fatal. Ditambah, transaksi semakin membludak, perluasan adopsi stablecoin dan standar token yang baru. Maka dari itu dibutuhkan solusi penskalaan yang kuat yang dapat membantu Solana untuk tetap tumbuh dan berkembang tanpa gangguan.

Di situlah Solaxy berperan. Dengan sistem roll-up, Solaxy diklaim dapat memproses beberapa transaksi menjadi satu, membuatnya jauh lebih efisien. Dengan itu juga, biaya transaksi maka akan berkurang. Apalagi, transaksinya akan diselesaikan secara off-chain atau di luar jaringan utama (yaitu di jaringan layer-2 Solaxy) baru kemudian akan dikembalikan ke jaringan utama.

Selain teknologi dan fiturnya yang luar biasa, native token-nya, $SOLX, bermain peran penting di dalam eksosistem Solaxy. $SOLX memungkinkan pengguna mendapatkan penghasilan pasif melalui platform staking yang saat ini pool-nya telah menampung lebih dari 5,6 miliar $SOLX.

Pemegang token $SOLX juga akan memperoleh hak tata kelola, menyumbang suara mereka untuk menentukan masa depan proyek, bahkan dalam hal melahirkan fitur baru maupun kemitraan strategis, sekaligus menjaga proyek tetap berjalan secara terdesentralisasi.

$SOLX sendiri nantinya akan listing di exchange terdesentralisasi (DEX) dan exchange terpusat (CEX) setelah presale berakhir. Koin tersebut diklaim telah lulus audit keamanan smart contracts yang dilakukan Coinsult, membuatnya mendapatkan perhatian lebih atas kredibilitasnya.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang Solaxy, klik di sini.

Penting untuk Diketahui:

Per 9 Januari 2025, Bappebti menerbitkan ketentuan baru terkait daftar aset kripto yang dapat diperdagangkan secara legal di Indonesia. Hanya token yang telah terdaftar secara resmi yang diizinkan untuk diperdagangkan. Informasi lebih lanjut tentang Peraturan Bappebti No. 1 Tahun 2025 dapat diakses di sini.

Coinvestasi berkomitmen untuk mematuhi regulasi yang berlaku dan mendorong pengembangan ekosistem kripto yang sehat serta transparan di Indonesia.

Baca juga: Layer-2 Solaxy Jadi Tumpuan Utama Atasi Masalah Skalabilitas