Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Bitcoin · 5 min read
Strategy, perusahaan yang sebelumnya dikenal sebagai MicroStrategy, kembali memperkuat portofolio kepemilikan Bitcoin (BTC) dengan membeli 487 BTC senilai hampir US$50 juta atau sekitar Rp834 miliar.
Dalam postingan di X pada Senin (10/11/2025), Chairman Strategy Michael Saylor mengungkapkan bahwa pembelian tersebut dilakukan dengan harga rata-rata US$102.557 per BTC. Dengan tambahan ini, total kepemilikan Strategy kini mencapai 641.692 BTC, yang bernilai lebih dari US$68,3 miliar atau sekitar Rp1.140 triliun berdasarkan harga pasar saat ini.
Langkah ini menegaskan kelanjutan strategi akumulasi jangka panjang perusahaan terhadap Bitcoin, meskipun harga saham MSTR sempat mengalami tekanan dalam beberapa bulan terakhir akibat volatilitas pasar kripto.
Baca juga: Bitcoin Pulih ke US$106.000, Didukung Harapan Berakhirnya Shutdown AS
Dalam laporan blog resminya, Strategy menjelaskan bahwa pembelian terbaru ini didanai melalui penerbitan saham preferen senilai US$50 juta. Strategi ini dilakukan untuk menambah kepemilikan Bitcoin tanpa mengurangi porsi kepemilikan pemegang saham biasa, di tengah kapitalisasi pasar perusahaan yang kini mendekati ambang penting.
Berdasarkan data terkini, Strategy memiliki valuasi sekitar US$71 miliar, mencerminkan premi sebesar 1,06 kali terhadap nilai bersih kepemilikan Bitcoinnya (mNAV). Angka ini merupakan level terendah dalam hampir dua tahun terakhir.
Pekan lalu, Strategy juga menjual kombinasi saham preferen yang mewajibkan pembayaran dividen bagi investor. Sebagian besar berasal dari Variable Rate Series A Perpetual Stretch Preferred Stock, dengan nilai total mencapai US$26 juta.
Secara historis, Strategy menggunakan penerbitan saham biasa untuk menambah kepemilikan Bitcoin.
Namun, metode tersebut kini dinilai kurang efektif karena rasio mNAV perusahaan menurun dari 2,7 kali pada tahun sebelumnya menjadi hanya sedikit di atas 1 kali.
Langkah terbaru ini mencerminkan upaya Strategy untuk mempertahankan strategi investasi berbasis Bitcoin meski kondisi pasar modal publik semakin ketat.
Saylor kembali menegaskan keyakinannya bahwa Bitcoin merupakan cara paling efisien bagi institusi untuk melindungi nilai modal di tengah tekanan inflasi dan ketidakstabilan moneter global.
Ia juga menilai strategi akumulasi yang konsisten akan memperkuat model keuangan perusahaan yang sepenuhnya berfokus pada Bitcoin, terlepas dari fluktuasi harga jangka pendek.
Baca juga: JPMorgan Prediksi Bitcoin Terbang ke US$170.000 di 2026
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.