
Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Stablecoin · 6 min read
Pasar stablecoin berkembang jauh lebih cepat dari perkiraan. Menurut laporan terbaru Citi, proyeksi penerbitan stablecoin pada 2030 dinaikkan menjadi US$1,9 triliun atau sekitar Rp31.800 triliun untuk skenario dasar dan US$4 triliun atau setara Rp67.100 triliun dalam skenario optimis.
Menurut laporan yang dirilis pada Kamis (25/9/2025), Citi mencatat volume penerbitan stablecoin telah melonjak dari sekitar US$200 miliar pada awal 2025 menjadi US$280 miliar. Lonjakan ini mendorong revisi proyeksi dari target sebelumnya di level US$1,6 triliun untuk skenario dasar dan US$3,7 triliun dalam skenario optimis.
Baca juga: Startup Kripto Indonesia IDRX Raih Pendanaan Tahap Awal Rp4,8 Miliar
Jika perputaran stablecoin berjalan dengan kecepatan serupa mata uang fiat, aset digital ini berpotensi menopang transaksi tahunan senilai hingga US$100 triliun pada 2030 dalam skenario dasar, bahkan bisa mencapai US$200 triliun dalam skenario optimis. Citi menyebut tren ini sebagai “momen ChatGPT” bagi blockchain, ketika perusahaan digital-native mendorong adopsi lebih luas dalam perdagangan nyata.
Meski demikian, laporan tersebut menilai stablecoin bukanlah satu-satunya pemain utama di masa depan keuangan on-chain. Token perbankan seperti deposit yang ditokenisasi diprediksi justru berpotensi mencatat volume transaksi lebih tinggi, didorong oleh permintaan korporasi terhadap perlindungan regulasi, penyelesaian transaksi real-time, dan kepatuhan yang terintegrasi.
Citi memperkirakan, meski hanya sebagian kecil sistem keuangan tradisional yang bermigrasi ke on-chain, perputaran token bank bisa melampaui US$100 triliun pada akhir dekade.
Laporan ini juga menegaskan peran berkelanjutan dolar AS sebagai mata uang dominan. Sebagian besar transaksi on-chain masih didenominasikan dalam dolar, yang pada gilirannya mendorong permintaan surat utang negara AS. Meski begitu, pusat keuangan seperti Hong Kong dan Uni Emirat Arab mulai muncul sebagai laboratorium eksperimen penggunaan aset digital.
Citi menekankan bahwa kebangkitan stablecoin bukanlah pertarungan untuk menggantikan bank, melainkan bagian dari perombakan infrastruktur keuangan global. Berbagai bentuk uang digital, mulai dari stablecoin, token perbankan, hingga CBDC, kemungkinan besar akan hidup berdampingan, masing-masing menemukan peran dan ceruknya sendiri.
Baca juga: LINE dan Kaia Siap Rilis Stablecoin Khusus Aplikasi dengan Dukungan Rupiah
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.