Singapura Mulai Melirik Platform Blockchain untuk Token Sekuritas

Otoritas Moneter Singapura (MAS) dan Bursa Singapura (SGX) mulai melirik blockchain untuk membuat platform yang aman dalam menjual token sekuritas.

Firma teknologi Anquan, konsultan Deloitte dan operator bursa saham Nasdaq akan bekerja dengan MAS dan SGX untuk mengembangkan platform Delivery versus Payment (DvP) untuk aset berbentuk token, termasuk mata uang digital serta aset sekuritas berbentuk token; seperti tertulis dalam siaran pers. Platform DvP bisa melakukan transaksi akan aset sekuritas yang diperdagangkan dengan dana yang digunakan.

Dengan kata lain, kedua pihak secara bersamaan menukar uang untuk aset menggunakan network smart contract, menurut siaran pers. Pertukaran ini bisa terjadi antar platform blockchain yang berbeda.

Kerjasama ini menjadi bagian dari Project Ubin, inisiasi blockchain yang sedang berjalan di Singapura.

Perusahaan-perusahaan yang terlibat akan diperiksa oleh protokol Project Ubin lalu ditentukan bagaimana memanfaatkan mereka untuk platform DvP. Perusahaan lalu akan merilis laporan pada November 2018 yang menjelaskan bagaimana mereka akan meluncurkan sistem DvP.

Ketua fintech MAS, Sopnendu Mohanty, mengatakan bahwa “teknologi blockchain secara radikal mengubah bagaimana transaksi finansial dilakukan saat ini, dan kemampuan bertransaksi antar blockchain akan membuka kesempatan bisnis baru di seluruh dunia.”

Mohanty menambahkan:

“Keterlibatan tiga partner teknologi terkemuka menyoroti minat komersial dalam mewujudkan ini. Kami berharap untuk melihat perkembangan selanjutnya karena kami memiliki banyak talent dan ahli Fintech di Singapura untuk mengembangkan aplikasi blockchain yang inovatif serta manfaat lain dari kesempatan yang tercipta.”

Kepala bidang teknologi SGX, Tinku Gupa, pun menjelaskan hal yang sama bahwa platform ini akan “menghilangkan resiko pembeli dan penjual dalam proses DvP.”