
Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Bitcoin · 7 min read
Setelah lebih dari satu dekade berjuang mencari hard drive berisi 8.000 Bitcoin yang secara tidak sengaja dibuang ke tempat sampah, James Howells, pria asal Newport, Wales, akhirnya angkat tangan. Ia memutuskan untuk menghentikan seluruh upaya penggalian dari lokasi tempat pembuangan akhir (TPA) Newport yang selama 12 tahun terakhir menjadi medan perjuangannya.
Howells dikenal sebagai salah satu tokoh dengan kisah paling tragis dalam sejarah kripto. Pada 2013, IT engineer asal Inggris ini tanpa sengaja membuang hard drive yang menyimpan 8.000 BTC hasil mining, saat harga Bitcoin masih di bawah US$1 per koin. Kini, dengan harga pasar saat ini, Bitcoin yang hilang tersebut bernilai sekitar US$905 juta atau setara Rp14,5 triliun.
Baca juga: Pemerintah Indonesia Jajaki Potensi Bitcoin Jadi Aset Cadangan Nasional
Sejak menyadari kesalahannya, Howells tak tinggal diam. Ia mencoba berbagai cara untuk mendapatkan kembali asetnya, mulai dari mendanai sendiri proyek penggalian, menyewa drone untuk memetakan lokasi, hingga menawarkan £25 juta (sekitar Rp550 miliar) untuk membeli lahan TPA Newport. Namun, semua rencana tersebut berakhir tanpa hasil.
Puncak kegagalannya terjadi pada Maret 2025, saat Pengadilan Banding Inggris menolak permohonannya untuk menggali lokasi TPA. Hakim Christopher Nugee menyebut bahwa kasus ini “tidak memiliki prospek keberhasilan yang nyata.”
Di tengah keputusasaan, Howells sempat mengusulkan penerbitan token berbasis Ordinals di ajang Bitcoin 2025 Conference di Las Vegas. Token tersebut mewakili 21% nilai wallet BTC-nya, dengan harapan bisa menggalang dana untuk membiayai penggalian dan memberikan hasil kepada pemegang token jika proyek berhasil. Namun, inisiatif itu pun gagal karena tidak mendapatkan tanggapan dari pemerintah kota.
“Mereka punya waktu 10 tahun untuk berdiskusi dan bernegosiasi dengan saya. Apa lagi yang kalian mau? Apa saya harus mengumpulkan pasukan dan berbaris ke kerajaan?” ucap Howells sarkastik kepada Cointelegraph.
Meski pintu penggalian sudah tertutup, Howells menegaskan bahwa dirinya belum sepenuhnya menyerah pada 8.000 Bitcoin miliknya.
Baca juga: Miner Solo Raup Untung Rp6 Miliar Usai Tambang Satu Blok Bitcoin
Alih-alih terus bertarung di jalur hukum, Howells kini mengalihkan fokus ke dunia tokenisasi. Dikutip dari Cointelegraph, ia menyatakan rencananya untuk mengubah tragedi tersebut menjadi proyek blockchain baru, meluncurkan jaringan layer-2 DeFi berbasis Bitcoin, lengkap dengan token yang mewakili kisah kehilangan, bukan nilai aktual BTC-nya.
“Hard drive itu kini ibarat brankas terakhir, tidak bisa dibuka, tapi bisa dilihat semua orang,” ujarnya. “Kita tidak perlu mengakses wallet berisi 8.000 BTC, karena token ini adalah representasi simboliknya. Itu inti dari proyek ini.”
Token yang akan diluncurkan Howells tidak didukung oleh Bitcoin yang bisa ditransaksikan, melainkan oleh narrative value, yaitu nilai dari kisah kehilangan yang sudah menjadi legenda di dunia kripto.
Lebih lanjut, dalam laporan The Block, Howells mengungkapkan bahwa token tersebut akan dinamai Ceiniog Coin (INI). Peluncuran token dijadwalkan setelah Oktober 2025, dengan rencana Initial Coin Offering (ICO) pada akhir tahun. Ceiniog Coin akan memanfaatkan upgrade Bitcoin yang menghapus batas 80-byte pada opcode OP_RETURN, membuka peluang untuk integrasi fungsi yang lebih kompleks.
Kisah Howells tak hanya menarik perhatian komunitas kripto, tapi juga industri hiburan. Pada April 2025, ia resmi menandatangani kontrak eksklusif dengan rumah produksi asal Los Angeles, Lebul, untuk mengadaptasi kisah hidupnya ke berbagai format media, mulai dari serial dokumenter, podcast, hingga konten sosial, dengan proyek yang diberi judul The Buried Bitcoin.
Baca juga: Arkham Bongkar Kasus Pencurian Bitcoin Terbesar Sepanjang Sejarah, Nilainya Tembus US$3,5 Miliar
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.