Berita Bitcoin · 8 min read

Open Interest Bitcoin Pecah Rekor di Tengah Reli Harga ke US$107.000

bitcoin
Coinvestasi Ads Promo Coinfest Asia 2025

Total open interest (OI) dalam kontrak futures Bitcoin (BTC) mencetak rekor tertinggi sepanjang masa pada 21 Mei 2025, memunculkan kekhawatiran bahwa posisi short dengan leverage tinggi kini berada dalam posisi rawan likuidasi.

Menurut data CoinGlass per Rabu (21/5/2025), total OI Bitcoin melonjak menjadi US$74,4 miliar atau setara Rp1.220 triliun dalam waktu sehari. Angka ini melampaui rekor sebelumnya, yakni US$72 miliar yang tercatat pada 20 Mei 2025.

Sebagai informasi, open interest merujuk jumlah dana yang terikat pada kontrak derivatif, seperti futures atau options, yang masih terbuka dan belum diselesaikan. Indikator ini tidak hanya menunjukkan jumlah kontrak yang terbuka, tetapi juga mencerminkan aliran dana yang masuk atau keluar dari pasar derivatif.

Kenaikan signifikan pada OI Bitcoin saat ini sebagian besar dipicu oleh meningkatnya permintaan institusional. Chicago Mercantile Exchange (CME) memimpin dengan nilai OI sebesar US$17,2 miliar, diikuti oleh Binance dengan US$12,2 miliar.

Open Interest Bitcoin di berbagai exchange. Sumber: CoinGlass

CoinGlass juga mencatat adanya konsentrasi besar posisi short di kisaran harga US$107.000–US$108.000, dengan potensi likuidasi mencapai US$1,2 miliar. Jika harga Bitcoin mampu menembus batas atas zona ini, gelombang likuidasi paksa terhadap posisi leverage tinggi dapat terjadi, dan justru mendorong kenaikan harga lebih lanjut.

Kenaikan OI juga terjadi seiring lonjakan harga Bitcoin yang berhasil menembus level US$107.000. Berdasarkan data CoinMarketCap, Bitcoin sempat menyentuh level tertinggi harian di US$107.200, level tertinggi sejak Januari 2025.

Namun hingga artikel ini ditulis, harga Bitcoin terkoreksi ke US$106.300 dengan kapitalisasi pasar sebesar US$2,11 triliun. Secara keseluruhan, nilai pasar aset kripto global tercatat di US$3,37 triliun.

Pergerakan Bitcoin dalam 24 jam terakhir. Sumber: CoinMarketCap

Baca juga: Fintech Asal Indonesia Siapkan Dana Rp1,6 Triliun untuk Investasi Bitcoin

Optimisme Investor di Tengah Ketidakpastian Ekonomi AS

Meskipun belum ada katalis kuat yang bisa mendorong harga Bitcoin menembus US$108.000, sentimen pasar terus menguat, terutama di tengah kekhawatiran terhadap kondisi fiskal Amerika Serikat. Ketidakpastian seputar strategi pemerintah AS dalam menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dan penghematan anggaran menjadi salah satu faktor pemicu volatilitas.

Di sisi lain, imbal hasil obligasi AS bertenor 20 tahun naik ke kisaran 5%, dari 4,82% dua pekan sebelumnya. Lemahnya minat pasar terhadap obligasi jangka panjang membuka ruang bagi Federal Reserve untuk kembali menjadi pembeli terakhir (buyer of last resort), yang berpotensi mengakhiri tren pengetatan moneter selama lebih dari dua tahun. Langkah ini dapat menekan nilai dolar AS dan mendorong investor untuk mencari alternatif lindung nilai, salah satunya adalah Bitcoin.

Popularitas Bitcoin sebagai instrumen lindung nilai juga kian menguat berkat langkah beberapa negara yang mulai mengeksplorasi potensi alokasi sebagian cadangan emas mereka ke Bitcoin. Meskipun belum menjadi kebijakan resmi, langkah ini menjadi sinyal kuat bagi adopsi institusional yang lebih luas.

Namun, pelaku pasar masih menilai bahwa kekuatan utama penggerak harga Bitcoin tetap berasal dari minat institusional. Contohnya adalah perusahaan publik Strategy (dulu dikenal sebagai MicroStrategy) yang dipimpin oleh Michael Saylor. Perusahaan tersebut kini memegang 576.230 BTC dan menjadi salah satu institusi terbesar dalam akumulasi aset digital ini.

Baca juga: 3 Sinyal Penting Bitcoin yang Patut Dipantau Pekan Ini

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Dilla Fauziyah

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Coinvestasi Ads Promo Coinfest Asia 2025
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.