Berita Industri · 8 min read

Negara Berkembang Dominasi Adopsi Kripto Dunia

Adopsi kripto di negara berkembang

Meskipun penggunaan kripto secara keseluruhan mungkin mengalami penurunan, negara-negara berkembang menunjukkan tren yang berbeda.

Laporan terbaru dari Chainalysis mengungkapkan bahwa negara-negara berpenghasilan menengah ke bawah berada di garis depan dalam adopsi mata uang kripto, meskipun mereka tertinggal dalam volume transaksi.

Chainalysis menggunakan data dari 13 miliar kunjungan web di berbagai platform untuk mengukur aktivitas kripto. Metrik ini diukur berdasarkan paritas daya beli per kapita, sehingga memberikan keunggulan bagi negara-negara dengan tingkat pendapatan lebih rendah. Hasilnya, negara-negara seperti India, Nigeria, dan Vietnam memimpin dalam adopsi kripto.

Tabel tingkat adopsi kripto dunia. Sumber: Chainalysis.

Sebagaimana didefinisikan oleh Bank Dunia, negara-negara dengan Pendapatan Nasional Bruto (GNI) per kapita antara US$1.086 dan US$4.255 dikategorikan sebagai negara berpendapatan menengah ke bawah.

Negara-negara ini, yang menampung 40% populasi global, telah menunjukkan peningkatan paling signifikan dalam adopsi kripto sejak Q2 2022.

Gambar index adopsi kripto sesuai dengan tingkat pendapatan negara.

Meningkatnya adopsi kripto di negara-negara tersebut menurut Chainalysis merupakan hal yang menjanjikan bagi prospek masa depan kripto. Sebab, negara-negara dengan tingkat pendapatan menengah ke bawah seringkali merupakan negara yang sedang naik daun, dengan industri dan populasi yang dinamis dan terus berkembang. 

“Jika negara-negara berpendapatan menengah ke bawah adalah masa depan, maka data menunjukkan bahwa kripto akan menjadi bagian besar dari masa depan tersebut,” tulis Chainalysis dalam laporannya. 

Baca juga: Serba-serbi Kripto Awal Q4 2023, Harga BTC Naik dan Proyek Baru Potensial 

Alasan Peningkatan Adopsi Kripto 

Ada sejumlah faktor mengapa negara berpendapatan menengah ke bawah melonjak, beberapa di antaranya adalah kepadatan populasi, peningkatan ekonomi, dan pasar yang sedang berkembang dengan populasi generasi muda. 

Kendati memiliki peningkatan adopsi negara-negara berkembang tidak memiliki jumlah volume transaksi signifikan. Hal ini dapat disebabkan karena tantangan peraturan, kurangnya infrastruktur yang memadai, dan kesenjangan dalam literasi keuangan.

Laporan Tentang Adopsi Kripto dari Asia hingga Amerika Utara

Chainlaysis mengungkapkan informasi penting mengenai trend di Asia Tengah, Selatan, dan Oseania; Eropa Tengah, Utara dan Barat; serta Amerika Utara. Keseluruhan wilayah tersebut merupakan pendorong utama dari volume transaksi kripto.

Meski Amerika Utara memimpin pasar berdasarkan volume, ada penurunan signifikan volume transaksi institusi sejak April. Bagian dari stablecoin dalam volume itu menurun drastis, dari 70,3% pada Februari menjadi 48,8% di Juni. Sedangkan transaksi di DeFi menurun dari lebih dari 75% di Agustus 2022 menjadi kurang dari 50% pada Juli 2023.

Wilayah Eropa Tengah, Utara, dan Barat memberikan kontribusi 17,6% terhadap volume kripto global, dengan Inggris berkontribusi paling besar, mengungguli Jerman dua kali lipat. Secara global, Inggris berada di peringkat ke-14 dalam adopsi kripto.

Baca juga: Mobil Ferrari Sekarang Bisa Dibeli dengan Aset Kripto

Asia Tengah, Selatan, dan Oseania Pasar Kripto Paling Dinamis

Dalam konteks DeFi, Prancis menunjukkan pertumbuhan tahunan terbesar hingga Juni 2023. Asia Tengah & Selatan dan Oseania (CSAO) menjadi tuan rumah bagi pasar mata uang kripto yang paling dinamis dan menarik di dunia.

Diukur dalam volume transaksi mentah, CSAO adalah pasar kripto terbesar ketiga yang diteliti di barat, hampir tidak tertinggal dari Amerika Utara dan Eropa Tengah, Utara & Barat (CNWE), yang menyumbang kurang dari 20% aktivitas global.

Pangsa penurunan nilai transaksi mata uang kripto yang diterima menurut wilayah Q3 2021-Q2 2023 Namun, volume transaksi mentah tidak menjelaskan keseluruhan ceritanya. 

Ketika kita memperhitungkan daya beli dan populasi untuk mengukur adopsi akar rumput, CSAO mendominasi untuk adopsi grassroot, hal ini dapat dilihat dari Indeks Adopsi Kripto Global kami, di mana enam dari sepuluh negara teratas berlokasi di wilayah ini: India (1), Vietnam (3), Filipina ( 6), Indonesia (7), Pakistan (8), dan Thailand (10).

Selain itu, tahun lalu DeFi telah mengambil peran yang semakin besar dalam CSAO, memperhitungkan perkiraan 55,8% volume transaksi regional antara Juli 2022 dan Juni 2023, dibandingkan dengan 35,2% pada periode setahun sebelumnya. 

Adopsi kelembagaan di wilayah tersebut juga tampaknya meningkat, dengan 68,8% dari total volume transaksi masuk dalam transfer senilai US$1 juta atau lebih, perbandingan ed menjadi 57,6% pada periode waktu sebelumnya. 

Sementara itu, Asia Timur mengalami penurunan transaksi, terutama karena sentimen negatif terhadap kripto di Tiongkok sejak 2020. Tiongkok tetap berkontribusi lebih dari US$75 miliar hingga Juni, dengan sebagian besar ditangani oleh bursa sentral.

Di Timur Tengah dan Afrika Utara, Turki mendominasi dalam kunjungan web ke situs token nonfungible. Arab Saudi menunjukkan pertumbuhan transaksi tertinggi, naik 12%.

Nigeria Memimpin di Wilayah Sub-Sahara

Nigeria memimpin di antara negara-negara sub-Sahara berdasarkan volume. Wilayah ini memberikan kontribusi 2,3% ke volume global, dengan Bitcoin menjadi kripto terpopuler.

Sementara di Amerika Latin, yang mencakup Meksiko dan Puerto Riko, Argentina dan Brasil mendominasi dalam volume transaksi. Laporan tersebut juga menyoroti peran kripto dalam melindungi masyarakat dari inflasi di wilayah ini.

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Anisa Giovanny

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.