Berita Bitcoin · 8 min read

Metrik Harga Bitcoin Ini Indikasikan Waktunya “Beli” Bitcoin Lagi

Metrik Bitcoin (BTC) yang disebut para analis “elegan” lantaran memprediksi kenaikan harga ke area $12.000 pada bulan Agustus lalu, kembali menunjukan tanda-tanda bullish-nya lagi untuk pertama kalinya sejak Juli 2020 lalu.

Menurut Charles Edwards pada 3 Desember lalu, indikator Hash Ribbons memberikan isyarat bagi para pembeli untuk segara masuk ke pasar Bitcoin.

Hash Ribbons Indikasikan “Titik Biru” Langka

Dalam unggahan grafik beranotasi di media sosial, Charles Edwards, yang juga merupakan pendiri manajer aset digital Capriole, mencatat adanya kesamaan antara Bitcoin sekarang dan sebelum permulaan tren bullish sepanjang tahun ini. 

“Lihat yang kutemukan. Titik Biru,” cuitnya di Twitter pribadinya dengan grafik di bawah ini.

Sumber: Twitter Charles Edwards

Hash Ribbons didasarkan pada perilaku tingkat hash pada jaringan Bitcoin dan dirancang untuk memberi tahu investor kapan harga akan mengalami kenaikan. 

Secara teori, Hash Ribbons ini menunjukan waktu ketika para miner menyerah lantaran peristiwa tertentu seperti koreksi harga besar. Waktu tersebut akan memicu penurunan tingkat hash untuk menghidupkan kembali penyesuaian kesulitan yang secara otomatis dilakukan oleh Bitcoin. 

Seperti pepatah di dalam industri crypto, “Harga mengikuti tingkat hash” pada Bitcoin dan Hash Ribbons di sini memberikan bukti teknis terkait pepatah tersebut.

“Titik Biru” yang ditunjukan Edwards terjadi saat nilai tingkat hash 30-harian melewati nilai 60-harian. Ini mengindikasikan adanya pemulihan yang sedang berlangsung di jaringan Bitcoin. 

“Hash Ribbon akan segera menunjukan sinyal beli,” ujar Rafael Schultze-Kraft, kepala teknis sumber daya analisis on-chain Glassnode.

“Ketika tingkat hash pulih (MA 30-hari melebihi MA 60-hari) dan momentum harga BTC positif, Hash Ribbon akan mengindikasikan titik masuk yang baik di pasar Bitcoin.”

Sumber: Twitter Schultze-Kraft

Schultze-Kraft menggambarkan Hash Ribbons sebagai indikator “elegan” lantaran keandalan indikator tersebut melihat pergerakan hash. Pada bulan Juli lalu, sewaktu peristiwa kemunculan “Titik Biru” sebelumnya, Bitcoin membutuhkan waktu beberapa minggu untuk mencapai titik tertinggi baru.

Konsolidasi Cukup Panjang di Bawah $20.000

Banyak sinyal terkait harga Bitcoin disebabkan raja crypto tersebut terus berada di bawah harga $20.000. Hal ini juga dilihat dari volatilitas yang cukup besar, ketika Bitcoin melakukan penolakan tepat di atas all-time-high-nya saat ini. 

Menurut data orderbook pada bursa pertukaran crypto, tekanan jual utama akan tetap ada, tetapi jika Bitcoin berhasil mengatasi level resistance saat ini, pergerakan ini akan dapat memungkinkan BTC melonjak ke level resistance di $22.000.

Informasi ini dapat dibaca kembali di sini

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Anisa Giovanny

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.