Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Bitcoin · 8 min read
Tahun 2030 diperkirakan permintaan mata uang alternatif akan meningkat, dan mata uang digital pada akhirnya akan mengganti uang tunai. Pernyataan ini merupakan hasil riset penelitian terbaru dari Deutsche Bank.
Dalam laporan yang berjudul “ Imagine 2030”, ahli strategi Deutsche Bank, Jim Reid mengingatkan akan kesadaran terhadap tantangan yang dihadapi oleh sistem mata uang fiat dalam beberapa tahun terakhir. Apalagi dengan muncul dan semakin terkenalnya mata uang kripto yang dinilai lebih modern.
Reid menetapkan bahwa permintaan orang akan alat pembayaran yang tidak berwujud dan bersifat anonim makin mendorong banyak orang untuk beralih ke mata uang digital.
Baca Juga : Penggunaan Mata Uang Kripto di Usaha Ritel Meningkat
Agar aset digital nantinya bisa mendapatkan penerimaan yang lebih luas, maka harus ada rintangan yang dilewati. Salah satunya adalah legitimasi dari pemerintah yang mensyaratkan stabilitas harga dan memungkinkan jangkauan global mata uang kripto sebagai alat pembayaran,
Menurut Reid, syarat ini akan bisa dipenuhi dengan membentuk aliansi dengan berbagai pemangku kepentingan utama seperti penyedia aplikasi seluler dan kartu yang akan memungkinkan pengembangan mata uang kripto menjadi lebih luas dan mudah diterima.
Di saat yang sama, Reid pun menunjukan jika mata uang kripto ini diadopsi diberbagai kebutuhan mainstream, tantangan lainnya akan muncul.
Tantangan yang paling nyata adalah ketergantungan listrik, serangan siber. Seperti yang diketahui untuk mendapatkan kripto dibutuhkan proses mining atau penambangan yang membutuhkan daya listrik yang cukup besar.
“ Ketika itu terjadi, garis antara cryptocurrency, lembaga keuangan, sektor publik dan swasta bisa menjadi kabur, “ tulis Reid, dilansir dari Cointelegraph.
Sementara itu, pemerintah dunia telah secara aktif memperdebatkan perlu atau tidaknya mengembangkan mata uang digital nasional. Gubernur Bank of Japan, Haruhiko Kuroda pun mengatakan bahwa tidak ada permintaan publik untuk mata uang digital bank sentral, atau CBDC.
Di Jepang, Kuroda mencatat jika permintaan pembayaran tunai meningkat dan bank telah melakukan penelitian teknis dan hukum mengenai masalah ini.
Kepulauan Virgin Inggris, telah mengambil pendekatan yang lebih proaktif untuk CBDC, mereka mengumumkan jika negara tersebut sedang mengembangkan mata uang digital yang dijuluki BVI-Life yang bekerja sama dengan startup blockchain LifeLabs.
Mata uang tersebut adalah bagian dari inisiatif yang lebih luas untuk menumbuhkan sektor fintech lokal. Mata uang ini akan dipatok ke dolar AS. Bank Sentral Prancis juga berencana untuk melakukan uji coba CBDC untuk lembaga keuangan pada tahun 2020.
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.